Serabi Solo
Destinasi & Kuliner

Makanan Khas Solo Serabi Ternyata Berawal dari Request Pelanggan

  • Serabi terbuat dari tepung beras dan santan yang dimasak di atas wajan kecil. Bentuk serabi oval dengan pinggiran krispi dan tekstur di tengah lembut

Destinasi & Kuliner

Muhammad Imam Hatami

SOLO - Sebagai pusat budaya Jawa sekaligus ibukota kerajaan Mataram di masa lalu, Kota Solo lekat akan budaya dan warisan. Kuliner Solo dikenal enak dan memiliki cita rasa tinggi. Salah satu kuliner khas kota Solo yang wajib dikunjungi bila berkunjung adalah Serabi.

Serabi terbuat dari tepung beras dan santan yang dimasak di atas wajan kecil. Bentuk serabi oval dengan pinggiran krispi dan tekstur di tengah lembut

Sampai saat ini asal usul serabi masih menjadi perdebatan, salah satu pakar kuliner legendaris Bondan Prakoso, dalam ulasannya pernah menyebut bahwa srabi adalah modifikasi dari kue apem yang berasal dari India. 

Dalam kebudayaan Jawa sendiri kue apem merupakan kue yang istimewa. Hampir semua ritual tradisional Jawa masa lalu menggunakan kue Apem sebagai pelengkapnya.

Pada tahun 1923 pasangan Tionghoa Bernama Hoo Gek Hok dan Tan Giok Lan berjualan apem di wilayah yang kini dikenal sebagai Jalan Veteran. Kemudian mereka pindah ke jalan Yos Sudarso, dan pada akhirnya menetap di jalan Moh Yamin.

Rasa yang enak membuat apem yang mereka jual menjadi laris. Suatu waktu seorang pelanggan meminta dibuatkan apem dengan pinggiran yang dibuat krispi, lambat laun Gek Hok mulai memododifikasi apem buatannya menjadi oval dengan pinggiran krispi. 

Tidak disangka kue modifikasi itulah yang ternyata laris manis melebihi penjualan apem. Sejak saat itu Srabi mulai dikenal luas sebagai makanan khas kota Solo.

Kini Kampung Notosuman di kota Solo yang letaknya dekat dengan Jalan Moh Yamin tempat Gek Hok dulu berjualan dikenal sebagai pusat Srabi di kota Solo. Banyak wisatawan luar kota menjadikan Srabi Notosuman sebagai oleh oleh ketika berkunjung. Kini Srabi Notosuman dikenal sebagai makanan khas dan oleh oleh asli kota Solo.