Makin Lebar, Defisit RAPBN 2021 Naik ke 5,2 Persen
JAKARTA- Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menaikkan defisit anggaran dalam Rancangan APBN (RAPBN) 2021 menjadi 5,2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Langkah ini diambil untuk mendukung pembiayaan program prioritas, termasuk penanganan dampak COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. “Dalam sidang kabinet pagi ini (29 Juli 2020), Presiden memutuskan kita akan memperlebar defisit jadi 5,2 persen […]
Industri
JAKARTA- Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menaikkan defisit anggaran dalam Rancangan APBN (RAPBN) 2021 menjadi 5,2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Langkah ini diambil untuk mendukung pembiayaan program prioritas, termasuk penanganan dampak COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
“Dalam sidang kabinet pagi ini (29 Juli 2020), Presiden memutuskan kita akan memperlebar defisit jadi 5,2 persen Produk Domestik Bruto (PDB). Jadi lebih tinggi lagi dari desain awal yang sudah disepakati dengan DPR, lebih tinggi dari 4,7 persen,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Sri Mulyani dalam konferensi pers secara daring usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa 29 Juli 2020.
Defisit anggaran 5,2 persen dari PDB di 2021 tersebut, ujar Sri Mulyani, lebih tinggi dari kesepakatan awal dan proyeksi antara pemerintah dan DPR.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dalam kesepakatan dengan parlemen di sidang Badan Anggaran DPR, pemerintah menetapkan defisit RAPBN 2021 sebesar 4,17 persen, namun anggota dewan melihat terdapat indikasi kenaikan defisit menjadi 4,7 persen PDB karena masih tingginya tekanan dari pandemi COVID-19.
“Dengan defisit 5,2 persen PDB pada 2021, maka kita akan memiliki cadangan belanja sebesar Rp179 triliun yang Bapak Presiden setujui akan menetapkan prioritas-prioritas belanjanya,” ujar Sri Mulyani.
Beberapa program prioritas pada 2021, ujar Sri Mulyani, adalah ketahanan pangan, pembangunan kawasan industri yang dilengkapi infrastruktur yang memadai, transformasi digital di seluruh Tanah Air, pengembangan sektor pendidikan, dan kapasitas layanan kesehatan untuk menangani COVID-19 pasca2020 termasuk anggaran untuk memperoleh vaksin.
“Bapak Presiden meminta besok (28/7) akan sidang atau ratas lagi untuk penggunaan anggaran tambahan dari adanya defisit ini sehingga anggaran betul-betul produktif dan didukung perencanaan belanja yang baik,” ujar Sri Mulyani dikutip Antara.