Makin Mahal, Pepsi Mulai Ditinggalkan
- PepsiCo yang juga memiliki merek Mountain Dew, Lay's, Cheetos, dan Gatorade, telah menaikkan harga dalam beberapa tahun terakhir untuk menutupi biaya bahan baku yang meningkat dan gangguan rantai pasokan.
Dunia
JAKARTA - Penjualan PepsiCo di Amerika Serikat mengalami penurunan karena perusahaan terus menaikkan harga.
Dikutip TrenAsia.com dari Business Insider Senin 12 Februari 2024, CEO Pepsi, Ramon Laguarta menyebut "Kami melihat sedikit perlambatan di AS, baik dalam kategori makanan maupun minuman di kuartal keempat," katanya.
“Salah satu penyebabnya adalah perlambatan karena situasi harga dan pendapatan yang dapat dibelanjakan,” kata Laguarta kepada investor pada Jumat 9 Februari 2024.
“Sebagian dari hal tersebut juga disebabkan oleh perputaran antara konsumsi di dalam rumah dan konsumsi di luar rumah seperti yang kita lihat dalam bisnis kami di AS.” tambahnya.
- Karen Agustiawan Didakwa Rugikan Negara Rp1,77 Triliun
- Ketua Samsung Kunjungi Malaysia untuk Cek Bisnis Baterai dan IT
- Dukung Ekspor Teknologi Pertanian Pintar, Korsel Buka 4 Kantor di Luar Negeri
Untuk diketahui, PepsiCo yang juga memiliki merek Mountain Dew, Lay's, Cheetos, dan Gatorade, telah menaikkan harga dalam beberapa tahun terakhir untuk menutupi biaya bahan baku yang meningkat dan gangguan rantai pasokan.
Pendapatan global kuartal keempat mereka turun 0,5% tahun-ke-tahun menjadi US$27,85 miliar atau setara Rp431,67 miliar (asumsi kurs Rp15.500)
Di Amerika Utara, penjualan turun sekitar 3,5% menjadi US$16,28 miliar atau setara Rp252,14 miliar. Hal ini disebabkan oleh penurunan penjualan sekitar 3% untuk Frito-Lay, 2,4% untuk PepsiCo Beverages, dan 15,7% untuk Quaker Foods, yang jauh lebih kecil dari ketiga anak perusahaan mereka di Amerika Utara.
Laguarta mengatakan bahwa penjualan PepsiCo setelah pandemi beralih dari konsumsi di rumah ke konsumsi di luar rumah, seperti di toko-toko. Tetapi dia mengatakan ukuran porsi berbeda secara signifikan, karena orang yang membeli makanan dan minuman saat bepergian biasanya membeli porsi tunggal yang mudah dibawa.
PepsiCo "mengoptimalkan" portofolio mereka dengan menghentikan penjualan merek yang kurang menguntungkan, kata Laguarta. Dia mengatakan perusahaan telah menghentikan beberapa air minum kemasan dan botol multi-serve yang lebih besar. Juga baru-baru ini diumumkan bahwa penjualan Mountain Dew Energy dihentikan.
Laguarta juga menyampaikan bahwa merek Pepsi fokus pada varian Pepsi Zero kalori dan tanpa gula, yang penjualannya ia sebut "tumbuh dengan sangat cepat."
Dan Starry, minuman lemon-lime tanpa kafein perusahaan yang diluncurkan pada Januari tahun lalu, telah laku di kalangan Gen Z serta mendapatkan pelanggan yang kembali, kata Laguarta.
Pendapatan bersih untuk PepsiCo naik sekitar 18% di Amerika Latin. Namun, penjualan di segmen geografis lainnya yaitu Eropa; Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan; dan Asia Pasifik, Australia dan Selandia Baru, dan Wilayah China semuanya sedikit mengalami penurunan.
Pada bulan Januari, jaringan toko kelontong Prancis Carrefour mengatakan akan menghentikan penjualan produk PepsiCo karena harganya yang tinggi.
Harga di toko dan restoran melonjak selama pandemi karena kelangkaan tenaga kerja dan kekacauan rantai pasokan meningkatkan biaya mereka. Tetapi pelanggan mulai memberikan reaksi balik. McDonald's mengatakan minggu lalu bahwa kenaikan harga membuat pelanggan ogah membeli lagi.