<p>Ilustrasi bisnis PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. / Tower-bersama.com</p>
Industri

Makin Menjulang, Tower Bersama Kantongi Laba Rp510,48 Miliar

  • JAKARTA – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. membukukan lompatan laba bersih dalam enam bulan tahun ini. Laba bersih emiten dengan kode saham TBIG mencapai Rp510,48 miliar atau naik 33,58% dari periode sama 2019 Rp382,14 miliar. Peningkatan laba perseroan sejalan dengan pertumbuhan pendapatan yang naik 12,66% dari Rp2,28 triliun menjadi Rp2,58 triliun. Sementara itu, beban usaha […]

Industri

Issa Almawadi

JAKARTA – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. membukukan lompatan laba bersih dalam enam bulan tahun ini. Laba bersih emiten dengan kode saham TBIG mencapai Rp510,48 miliar atau naik 33,58% dari periode sama 2019 Rp382,14 miliar.

Peningkatan laba perseroan sejalan dengan pertumbuhan pendapatan yang naik 12,66% dari Rp2,28 triliun menjadi Rp2,58 triliun. Sementara itu, beban usaha perseroan justru turun dari Rp212,63 miliar menjadi Rp211,52 miliar.

CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong menyampaikan, pihaknya menambah penyewaan kotor sebanyak 2.517 menara yang terdiri dari 370 sites telekomunikasi dan 2.147 kolokasi dalam enam bulan tahun ini. Hingga periode ini, perseroan mencatat 31.039 penyewaan dan 15.893 site telekomunikasi.

“Seiring dengan pelanggan telekomunikasi kami yang berfokus pada densifikasi dan perluasan jaringan 4G, kami mendapat permintaan kolokasi yang kuat. Sehingga, rasio kolokasi (tenancy ratio) meningkat menjadi 1,96,” tutur Hardi melalui keterangan tertulis, Kamis, 30 Juli 2020.

Hardi menambahkan, selama pandemi COVID-19, perseroan terus membantu pelanggan telekomunikasi dalam perluasan jaringan mereka serta persyaratan layanan berkelanjutan mereka.

Tower Bersama juga beroperasi sambil mengambil langkah-langkah tambahan untuk memastikan kami menjaga kesehatan karyawan selama masa-masa yang tidak pasti ini.

Rasio Utang

Per 30 Juni 2020, total pinjaman perseroan, jika pinjaman dalam mata uang dollar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp22,56 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp10,35 triliun.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp762 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) Tower Bersama menjadi Rp21,8 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp9,59 triliun.

“Menggunakan EBITDA triwulan kedua 2020 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 2,1x. Kemudian total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,8x,” ungkap CFO Tower Bersama Helmy Yusman Santoso.

Meski begitu, Helmy menjelaskan, Tower Bersama memiliki arus kas yang kuat, didorong oleh kontrak pendapatan yang terlihat dan berulang dari para pelanggan telekomunikasi. Bahkan dengan pertumbuhan top-line yang kuat dan dividen sebesar Rp606 miliar yang dibayarkan pada Juni, telah mempertahankan leverage perseroan di 4,8x.

“Jauh di bawah covenant obligasi kami untuk tidak lebih dari 6,25x untuk total pinjaman (pada tingkat lindung nilai utang tersebut) terhadap EBITDA kuartal terakhir yang disetahunkan,” jelas Helmy.

Menutup hari terakhir perdagangan Juli 2020, saham TBIG melemah 0,77% ke level Rp1.290. Namun secara year to date, saham TBIG masih naik 4,88% dari posisi akhir 2019 Rp1.230.