7 fintech lending dengan penyaluran kredit terbesar
Fintech

Makin Mesra, Komposisi Lender Perbankan Capai 46 Persen di Fintech Lending 

  • Indonesia Fintech Society (IFSOC) menyebut, kolaborasi penyaluran dana perbankan melalui fintech lending terus meningkat dan mendominasi selama 2022

Fintech

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Indonesia Fintech Society (IFSOC) menyebut, kolaborasi penyaluran dana perbankan melalui fintech lending terus meningkat dan mendominasi selama 2022. 

Hal ini dibuktikan dengan proporsi outstanding pinjaman fintech lending kategori lender perbankan dalam negeri mencapai kontribusi tertinggi 46% pada Oktober 2022.

Menurut Steering Committee IFSOC, Dyah N.K Makhijani, kolaborasi tersebut sejalan dengan upaya bank dalam memenuhi kewajiban penyaluran modal untuk UMKM paling sedikit 20% pada tahun 2022 dan secara bertahap meningkat menjadi 25% di tahun depan. 

Selanjutnya, dalam upaya mendorong perkembangan sektor keuangan digital, selama tahun 2022, telah diterbitkan dua peraturan UU PPSK dan POJK 22/2022 yang diharapkan dapat mempermudah inovasi melalui pemanfaatan teknologi dan kolaborasi dengan penyertaan modal bank terhadap fintech. 

“IFSOC mengapresiasi upaya pemerintah dan OJK dalam hal pembuatan peraturan yang memfasilitasi kemudahan sinergi antara bank dengan fintech," kata Dyah dalam webinar Selasa, 27 Desember 2022. 

Dengan regulasi saat inidiharapkan akan membuka peluang kolaborasi lebih luas dan meningkatkan penetrasi layanan keuangan ke seluruh segmen masyarakat. Upaya kolaboratif tersebut juga berhasil meningkatkan trust terhadap P2P lending.  

Penyaluran P2P lending terus bertumbuh hingga mencapai Rp18,7 triliun pada Oktober 2022. Di sisi lain, penurunan signifikan pinjol ilegal yang ditutup mengindikasikan semakin kuatnya upaya pencegahan aktivitas pinjol ilegal di Indonesia.  

Menyoroti terkait peningkatan kredit tidak lancar dan kredit macet, Ekonom Hendri Saparini menekankan perlunya penguatan manajemen risiko untuk menjaga kualitas pinjaman. 

“Kolaborasi lebih dalam di area peningkatan kualitas risiko kredit dan peningkatan literasi masyarakat perlu didorong secara masif, misalnya dengan sektor jasa keuangan lainnya seperti BPR dan BPD” ujarnya. 

Hasilnya, ekonomi digital di Indonesia bertumbuh 22% berdasarkan riset dari Google, Temasek, Bain & Company pada 2022.