Jennie BLACKPINK di Coachella
Hiburan

Makna Tari Kipas Buchaechum yang Dibawakan Blackpink

  • Salah satu yang paling mencolok dari penampilan Blackpink di BST Hyde Park dan Coachella adalah menambahkan koreografi kipas dalam lagu Typa Girl.

Hiburan

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA– Super girl group Blackpink baru saja sukses memukau penonton festival musik British Summer Time (BST) Hyde Park di London, Inggris pada 2 Juli 2023.

Tiga bulan sebelumnya, Jisoo, Jennie, Rose dan Lisa, juga sukses memanjakan mata lebih dari 125 ribu orang yang hadir pada festival musik Coachella di California, AS pada 15 dan 22 April 2023.

Penampilan Blackpink pada dua festival musik tersebut dirasa sangat spesial. Pasalnya ini adalah kali pertama grup Korean Populer (K-Pop) menjadi headliner (penampil utama) di dua festival musik terbesar dunia. 

Kesempatan itu tentu dimanfaatkan oleh YG Entertainment untuk mengemas penampilan Blackpink supaya dapat pentas dengan maksimal. Ini dapat dilihat dari semua lagu yang disajikan hampir seluruhnya diaransemen ulang. Dan yang mencuri perhatian adalah memasukan unsur kebudayaan Korea dalam koreografi dan tata letak panggung (khusus di Coachella). 

“Legendaris, penampilan Blackpink di Coachella telah mendapatkan perhatian karena berbagai alasan. Salah satunya adalah fakta bahwa grup tersebut memasukkan elemen tradisional Korea ke dalam produksi mereka,” seperti dilansir TrenAsia dari Allkpop, Sabtu (08/07/2023).

Ini menjadi bukti, bahwa K-Pop selain sebagai industri hiburan yang mampu menyumbang US$ 10 miliar setiap tahunnya. Sekaligus digunakan oleh label/agensi untuk diplomasi kebudayaan tradisional Korea kepada masyarakat dunia. 

Sejarah dan Makna Tari Buchaecum 

Salah satu yang paling mencolok dari penampilan Blackpink di BST Hyde Park dan Coachella adalah menambahkan koreografi kipas dalam lagu Typa Girl. 

Hal itu makin menambah apik pembawaan lagu Typa Girl yang bermakna perempuan pekerja keras yang bisa mencari uang sendiri dan tidak memelerlukan bantuan dari lelakinya.

Melansir laman MyKoreanAddiction, tari kipas atau Buchaechum ini telah ada sejak abad ke 18 pada masa dinasti Joseon. Tarian ini tercipta melalui kombinasi jenis tari tradisional Korea lainnya. 

Buchaechum dalam bahasa Korea merupakan penggabungan dua suku kata yakni Buchae dan Chum. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, Buchae yang artinya kipas dan Chum yang artinya tari. 

Awalnya tarian Buchaechum digunakan untuk ritual perdukunan seperti media perantara menyembah dewa, dipercaya mendatangkan rejeki dan juga diyakini mampu mengusir roh jahat. Ini tak bisa dilepaskan dari kebudayaan masyarakat Asia Timur yang menganut kepercayaan Shamanisme. 

Karena pengaruh dinasti Joseon yang merupakan dinasti terlama dan terkuat di Asia Timur, tarian ini juga berkembang di wilayah Jepang dan China. Sayangnya, pasca dinasti Joseon runtuh di akhir abad 19, tari kipas ini perlahan mulai ditinggalkan. 

Satu tahun setelah Perang Korea, penari legendaris Korea Selatan, Kim Baek-bong mulai merawat ingatan kebudaayan lampau Korea. Ia kemudian merekrontruksi Buchechum kontemporer yang ditampilkan di Balai Kota Seoul tahun 1954.

Melansir buku Korean Dance: Pure Emotion and Energy, sejak saat itu, tarian Buchaecum banyak dimodifikasi untuk berbagai kebutuhan acara. Salah satunya pada pembukaan Olimpiade Meksiko 1968. Pada acara ini Buchaecum untuk pertama kalinya ditampilkan secara berkelompok dari yang sebelumnya hanya dipentaskan penari tunggal. 

Kini tarian Buchaechum telah dikenal sebagai ikon Korea Selatan. Tak jarang para idol K-Pop memasukan tarian ini dalam koreografinya. Sebelum BLACKPINK membawakannya di BST Hyde Park dan Coachella. Salah satu idol K-Pop, Jimin BTS juga pernah menampilkan tarian Buchaechum pada acara Melon Music Award tahun 2018.