
Malaysia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen pada 2025, Ini Pendorong Utamanya
- Salah satu faktor yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan upah minimum serta gaji pegawai negeri sipil (PNS). Langkah ini diyakini akan meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi swasta.
Dunia
KUALA LUMPUR - Malaysia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2025 dalam kisaran 4,5% hingga 5,5%. Proyeksi ini didorong penguatan sektor teknologi daur ulang, pelaksanaan proyek infrastruktur strategis, serta peningkatan sektor pariwisata yang kembali menggeliat pasca pandemi.
Pemerintah Malaysia mengklaim pihaknya akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui Program GEAR-UP, yang merupakan bagian dari rencana pembangunan lima tahun.
Pada tahun pertama pelaksanaannya, pemerintah berencana menginvestasikan 25 miliar ringgit Malaysia (RM) atau sekitar Rp91,67 triliun dalam investasi langsung domestik untuk mempercepat transformasi ekonomi.
Peningkatan Konsumsi dan Daya Beli
Salah satu faktor yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan upah minimum serta gaji pegawai negeri sipil (PNS). Langkah ini diyakini akan meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi swasta, yang selama ini menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Malaysia.
- Harga Sembako di DKI Jakarta Sabtu, 15 Februari 2025, Minyak Goreng Kemasan Premium Naik, Telur Ayam Ras Turun
- Raize vs WR-V: Pilih Mana? Simak Perbandingan Lengkapnya!
- Cara Membeli Tiket Kereta Api untuk Lebaran 2025
Risiko Eksternal yang Mengintai
Meskipun optimistis, pertumbuhan ekonomi Malaysia tetap menghadapi berbagai tantangan eksternal. Permintaan global yang melemah serta meningkatnya ketegangan geopolitik dapat berdampak negatif terhadap ekspor Malaysia.
Oleh karena itu, pemerintah berupaya memperkuat pasar domestik guna mengurangi ketergantungan terhadap faktor eksternal.
Stabilitas Fiskal dan Pinjaman Pemerintah
Sebagai upaya menjaga stabilitas fiskal, pemerintah Malaysia memperkirakan peningkatan pinjaman bersih akan menurun menjadi RM76,8 miliar (Rp281,6 triliun) pada tahun 2024. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi pengelolaan utang negara agar tetap berada dalam batas yang aman.
Pemerintah di bawah kepemimpinan koalisi MADANI dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim juga terus melanjutkan reformasi fiskal guna meningkatkan keberlanjutan ekonomi.
"Pada tahun 2025, Pemerintah MADANI tetap berkomitmen penuh untuk memperkuat agenda reformasi ekonomi dan kelembagaan untuk mendorong negara menuju
tingkat yang lebih tinggi," tegas Anwar Ibrahim dalam keterangan resmi di Kuala Lumpur, dikutip Sabtu, 15 Februari 2024.
Reformasi ini mencakup penyesuaian subsidi, optimalisasi pendapatan negara, serta penyusunan kerangka fiskal yang lebih kuat untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
- Harga Sembako di DKI Jakarta Sabtu, 15 Februari 2025, Minyak Goreng Kemasan Premium Naik, Telur Ayam Ras Turun
- Raize vs WR-V: Pilih Mana? Simak Perbandingan Lengkapnya!
- Cara Membeli Tiket Kereta Api untuk Lebaran 2025
Capaian Ekonomi 2024: Kinerja di Atas Target
Pada tahun 2024, Malaysia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1%, melampaui target awal yang ditetapkan sebesar 4-5%. Defisit fiskal pun berhasil ditekan menjadi 4,1% dari PDB, lebih baik dibandingkan target awal sebesar 4,3%.
Pertumbuhan ini didukung oleh konsumsi swasta yang meningkat 5,1%, lonjakan investasi hingga 12%, serta perdagangan yang naik 9,2%. Di sisi lain, investasi langsung asing (FDI) juga menunjukkan tren positif dengan total RM47,4 miliar (Rp173,8 triliun) pada tahun 2024.
Sejumlah indikator ekonomi lainnya juga menunjukkan perbaikan yang signifikan. Inflasi berhasil ditekan hingga 1,8%, sementara tingkat pengangguran berada pada level 3,3% dengan tren penurunan yang berlanjut. Hal ini mengindikasikan stabilitas ekonomi yang semakin menguat menjelang tahun 2025.
Kedepan, Anwar Ibrahim optimis dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global yang ada. Pemerintah Malaysia juga terus berupaya menjaga keseimbangan antara kebijakan fiskal yang disiplin dan strategi investasi yang berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang.