Malaysia Resmi Resesi Susul Singapura dan Filipina, Ekonomi Anjlok 17,1 Persen
Hingga kini, baru ada empat dari 10 negara anggota ASEAN yang telah mengumumkan pertumbuhan ekonominya di kuartal kedua 2020. Keempat negara tersebut yaitu Singapura (-41,2%), Filipina (-16,5%), Indonesia (-5,32%), dan Malaysia (-17,1%).
Nasional & Dunia
JAKARTA – Setelah Singapura dan Filipina, Malaysia menjadi negara ASEAN ketiga yang mencatatkan resesi setelah ekonomi pada kuartal II-2020 anjlok hingga 17,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pemerintah Malaysia menyebut kontraksi akibat pandemi COVID-19 merupakan kondisi perekonomian terburuk selama 20 tahun terakhir sejak 1998. Sebelumnya, Malaysia juga pernah resesi pada krisis ekonomi 2009 silam.
Tekanan ekonomi kuartal kedua ini bahkan jauh lebih dalam dari prediksi bank sentral Malaysia di kisaran minus 10%. Penurunan tersebut terjadi setelah pemerintah setempat memberlakukan penguncian negara dari aktivitas sosial dan ekonomi alias lockdown.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Meski kinerja kuartal kedua tahun ini buruk, Malaysia mulai mengindikasikan adanya tanda-tanda pemulihan pada Juni 2020, terutama di sektor manufaktur dan pertanian. Sinyal pemulihan ini disebabkan adanya beberapa pelonggaran penguncian aktivitas di negara tersebut.
Untuk merespons pandemi COVID-19, pemerintah Malaysia telah meluncurkan paket stimulus senilai 270 miliar ringgit atau setara US$64,39 miliar sepanjang tahun ini.
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan yang berlangsung selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Dengan ini Malaysia masuk ke resesi teknikal.
Jauh dari Prediksi
Capaian kuartal kedua 2020 berbanding terbalik dengan kuartal pertama tahun ini. Malaysia pada kuartal I-2020 masih mempertahankan pertumbuhan di level positif sebesar 0,7%. Dengan asumsi tersebut, ekonomi Malaysia diprediksi terkontraksi pada kuartal II-2020 hanya turun 2,2%.
The ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) memprediksi hanya ada empat negara ASEAN yang mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi positif tahun ini. Keempat negara yang lolos dari jurang resesi tersebut adalah Brunei Darrusalam, Laos, Myanmar, dan Vietnam.
Laos dengan pertumbuhan ekonomi 0,5%, Myanmar 1,1%, Brunei Darrusalam 1,6%, dan Vietnam 3,1%. Sedangkan, ekonomi Indonesia diperkirakan terkontraksi 0,8%, Kamboja turun 1,8%, Malaysia minus 3,2%, Singapura merosot 6%, Filipina melorot 6,6%, dan Thailand anjlok 7,8%.
Hingga kini, baru ada empat dari 10 negara anggota ASEAN yang telah mengumumkan pertumbuhan ekonominya di kuartal kedua 2020. Keempat negara tersebut yaitu Singapura (-41,2%), Filipina (-16,5%), Indonesia (-5,32%), dan Malaysia (-17,1%). (SKO)