MAMI Prediksi Suku Bunga BI Akan Ditetapkan di Kisaran 5,25-5,75 Persen Tahun Ini
- Penurunan suku bunga BI juga diprediksi akan mempertimbangkan dinamika pergerakan nilai tukar rupiah dan arus dana investor asing.
Perbankan
JAKARTA – PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memperkirakan bahwa Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga acuannya sejalan dengan keputusan yang diambil oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed).
Dalam proyeksinya, suku bunga untuk tahun ini diprediksi akan berkisar antara 5,25% hingga 5,75%. Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist MAMI, menyampaikan pandangannya dalam webinar Market Outlook 2024 pada Kamis, 18 Januari 2024.
Menurut Katarina, penurunan suku bunga BI secara historis terjadi ketika suku bunga riil Indonesia mencapai 3%.
- 5 Alasan Rokok Bentoel Cabut dari BEI, Rugi Terus dan Tak Pernah Bagi Dividen13 Tahun
- Profil SAP, Perusahaan Jerman yang Terseret Skandal Suap Pejabat RI
- Pajak Hiburan 40 - 75 Persen, Sri Mulyani Siap Bertemu Pengusaha
Dia menambahkan bahwa dengan tinggal sedikit lagi mencapai ambang tersebut, bisa diprediksi bahwa BI akan merespons dengan menurunkan suku bunganya, yang juga akan dipengaruhi oleh kebijakan The Fed dan bank sentral lainnya.
“Kita akan melihat BI menurunkan suku bunganya tergantung apa yang dilakukan oleh The Fed,” papar Katarina.
Penurunan suku bunga BI juga diprediksi akan mempertimbangkan dinamika pergerakan nilai tukar rupiah dan arus dana investor asing.
Katarina menyatakan bahwa MAMI memperkirakan BI akan menyesuaikan suku bunganya dengan kebijakan yang diterapkan oleh The Fed, sambil tetap menjaga prioritas utama, yaitu stabilitas nilai tukar rupiah.
- Anak Usaha Krakatau Steel (KRAS) Pasok Kebutuhan Proyek Mines of Bahodopi
- Ini Penyebab Sektor Perkantoran dan Apartemen Belum Pulih di 2023
- Daftar 17 Pemimpin Negara Termuda yang Getarkan Dunia
Suku Bunga Ditahan di 6 Persen
RDG Bank Indonesia pada tanggal 16-17 Januari 2024 menyimpulkan untuk mempertahankan BI-Rate pada tingkat 6,00%.
Keputusan ini sejalan dengan komitmen Bank Indonesia terhadap kebijakan moneter yang pro-stability, dengan fokus pada penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah.
Langkah-langkah pre-emptive dan proaktif diambil untuk memastikan inflasi tetap terkendali sesuai sasaran 2,5±1% yang ditetapkan untuk tahun 2024.
Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pendekatan makroprudensial yang longgar terus diimplementasikan untuk mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga.
BI juga mempercepat akselerasi digitalisasi sistem pembayaran, termasuk transaksi keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Tujuannya adalah meningkatkan volume transaksi dan memperluas inklusi ekonomi-keuangan digital.