Nasabah melakukan transaksi dengan mesin ATM berlogo Livin' by Mandiri di kantor Cabang Bank Mandiri, Jakarta, Jum'at, 21 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Perbankan

Mandiri (BMRI) Menjadi Bank BUMN Penghimpun DPK Terbesar

  • Bank Mandiri mencatat DPK sebesar Rp1,43 kuadriliun dengan pertumbuhan 8,47% (yoy) pada semester I-2023.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi salah satu perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tercatat sebagai penghimpun dana pihak ketiga (DPK) terbesar pada paruh pertama tahun ini.

Pada semester I-2023, Bank Mandiri mencatat DPK sebesar Rp1,43 kuadriliun atau tumbuh 8,47% secara year-on-year (yoy) dari Rp1,31 kuadriliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Rasio dana murah Bank Mandiri naik menjadi 73,4% dari 70,8% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Tabungan secara konsolidasi tumbuh 5,80% yoy menjadi Rp552,4 triliun dan giro secara konsolidasi melesat 21,2% yoy menjadi Rp497,6 triliun sehingga total dana murah naik 12,6% yoy.

Sementara itu, bank BUMN penghimpun DPK terbesar kedua pada semester I-2023 adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI/BBRI) yang mencatat angka sebesar Rp1,24 kuadriliun, tumbuh 9,51% yoy dari Rp1,13 kuadriliun.

Kemudian, di posisi ketiga ada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI/BBNI) yang mencatat DPK sebesar Rp765,01 t riliun dengan pertumbuhan 10,58% yoy dari Rp691,84 triliun.

Di posisi terakhir, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN/BBTN) menghimpun DPK sebesar Rp313,26 triliun atau naik 1,94% yoy dari Rp307,31 triliun.

Pencapaian Bank Mandiri pada paruh pertama 2023 tersebut ditoreh perseroan seiring dengan performa laba bersih yang membaik secara signifikan.

Pada semester I-2023, laba bersih Bank Mandiri meroket 2,49% yoy menjadi Rp25,23 triliun dari Rp20,2 triliun yang  terhimpun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Bank Mandiri mengalokasikan pinjaman sebesar Rp1.272,07 triliun dengan pertumbuhan sebesar 11,8% yoy. Pertumbuhan kredit yang signifikan ini melampaui kinerja industri perbankan pada Juni 2023 yang hanya mencapai 7,8% yoy.

Rasio kredit bermasalah alias nonperforming loan (NPL) Bank Mandiri pun membaik dari 2,47% yang tercatat pada semester I-2022 menjadi 1,53 per-Juni 2023.

NPL coverage ratio bank-only Bank Mandiri berada di angka 342,2%, melejit dari 274,5% yang tercatat pada paruh pertama tahun 2022.

Pencadangan untuk NPL dinaikkan oleh perseroan sementara nilai restrukturisasi kredit COVID-19 Bank Mandiri terus menurun dan kini tersisa sebesar Rp26,6 triliun dengan penurunan 54,3% yoy.