Manfaatkan Dana Desa dengan Baik, Desa Nglanggeran Jadi Desa Keuangan Pertama di Indonesia
- Peresmian atas gelar tersebut dilaksanakan di Pawon Purba, restoran dan homestay yang merupakan salah satu aset wisata di Nglanggeran pada hari Kamis, 2 Mei 2024.
Nasional
YOGYAKARTA – Desa Nglanggeran yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, memperoleh gelar sebagai Desa Keuangan yang pertama di Indonesia karena kinerja pembangunan infrastrukturnya yang cukup baik.
Peresmian atas gelar tersebut dilaksanakan di Pawon Purba, restoran dan homestay yang merupakan salah satu aset wisata di Nglanggeran pada hari Kamis, 2 Mei 2024.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman yang turut hadir dalam peresmian tersebut menyebutkan bahwa desa yang dikenal dengan produk kakaonya ini adalah desa pertama yang dinobatkan sebagai Desa Keuangan oleh Kemenkeu.
- Lubang Biru Terdalam di Dunia Ini Diperkirakan Punya Terowongan Tersembunyi
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 02 Mei 2024 untuk Wilayah DKI Jakarta
- Ribuan Penumpang Pesawat Terdampak Letusan Gunung Ruang
Dengan dana desa yang diperoleh dari Kemenkeu, Desa Nglanggeran terbukti mampu mengelola suntikan dana tersebut dengan melakukan penguatan kepada sendi-sendi perekonomian yang ada di kawasan.
Desa Nglanggeran Kabupaten Gunung Kidul dinilai pemerintah memiliki potensi yang sangat memadai untuk mendongkrak perekonomian desa tersebut.
Di sektor pariwisata, misalnya, Desa Nglanggeran memiliki potensi agro wisata dan embung Nglanggeran, serta air terjun musiman Kedung Kandang.
Di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), selain Pawon Purba yang menjadi lokasi peresmian Desa Keuangan, ada juga Griya Spa Purba Ayu, tempat spa yang menggunakan produk spa khas Nglanggeran yang terbuat dari kakao.
Kemudian, ada juga Griya Batik, tempat pembuatan batik yang dikelola oleh para pelaku usaha perempuan yang ada di Desa Nglanggeran. Selain itu, ada juga Griya Cokelat Nglanggeran yang merupakan klaster pengolahan kakap dari hulu sampai hilir.
Desa Nglanggeran juga memiliki potensi di sektor perkebunan, dengan komoditas utamanya yaitu kakao dan durian. Kendati demikian, para petani di desa tersebut lebih banyak yang memilih untuk fokus kepada kakao karena dinilai lebih mudah pengelolaannya ketimbang durian.
Baca Juga: Mengenal Destinasi Wisata Sekitar IKN, Potensi Alam dan Budaya yang Luar Biasa
Selain itu, ada juga beberapa rumah penduduk setempat yang bertransformasi menjadi homestay untuk menjadi tempat menginap yang saat ini bahkan sudah diinapi oleh turis mancanegara.
“Desa ini cukup bagus untuk dijadikan percontohan, bisa dijadikan contoh oleh desa-desa lain nantinya,” kata Luky.
Untuk diketahui, Desa Nglanggeran memperoleh alokasi dana desa (DD) sebesar Rp813,47 juta untuk tahun 2024. Angka tersebut mengalami penurunan 14,09% atau setara dengan Rp133 juta dari total alokasi tahun sebelumnya yang nilainya berada di angka Rp946,92 juta.
Akan tetapi, penurunan tersebut lebih disebabkan oleh tidak adanya DD tambahan atau insentif di luar dana yang bersifat reguler. Pada tahun 2023, ada insentif sebesar sebesar Rp139,64 juta sebagai bentuk penghargaan atas kinerja Pemerintah Desa.
- Saham PGEO, RAJA dan BBRI Layak Diburu Kala Ekonomi Limbung
- IHSG Dibuka Melemah, Saham ADRO, AKRA dan PTBA Menarik Disimak
- Daftar 12 Film yang Tayang di Bioskop Bulan Mei
Berhubung tahun anggaran 2024 masih berjalan, maka sejauh ini belum ditetapkan adanya insentif untuk Desa Nglanggeran tahun ini, berbeda dengan dana desa reguler yang disiapkan sebelum tahun anggaran berjalan.
Sementara itu, jika hanya dihitung berdasarkan dana yang disalurkan tanpa mencakup insentif, maka dana desa untuk desa Nglanggeran secara keseluruhan mengalami peningkatan.
Tanpa memperhitungkan insentif, maka dana desa yang diperoleh Desa Nglanggeran mencapai Rp807,28 juta. Dengan demikian, dana desa reguler yang diperoleh desa ini mengalami peningkatan sebesar 0,77% dibanding tahun sebelumnya.
Jika dirinci, dana reguler yang diterima oleh Desa Nglanggeran terdiri dari alokasi dasar (AD) sebesar Rp607,49 juta, meningkat 0,89% secara tahunan. Kemudian, ada alokasi formula (AF) sebesar Rp205,9 juta dengan pertumbuhan 0,41% dibanding tahun 2023.