Manis di Awal 2021, Pendapatan Chandra Asri Melesat 25 Persen
Selama kuartal- 2021, Chandra Asri mencatat pendapatan bersih sebesar US$598 juta. Angka tersebut tumbuh hingga 25% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya US$477 juta.
Korporasi
JAKARTA – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) merilis laporan keuangan konsolidasi tidak diaudit untuk periode Kuartal I-2021. Laporan ini dirilis perseroan melalui laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 April 2021.
Direktur Chandra Asri, Suryandi mengapresiasi kinerja perseroan pada awal tahun ini. Menurutnya, hasil kuartal pertama mencerminkan spreads produk yang sehat, eksekusi yang solid dari strategi perusahaan, dan ketahanan finansial yang berkelanjutan.
“Spreads produk tetap positif seiring dengan meningkatnya permintaan, didorong oleh pertumbuhan regional dan Indonesia yang kuat serta program vaksin yang tengah berjalan,” ujarnya, dikutip Jumat 30 April 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Selama kuartal- 2021, Chandra Asri mencatat pendapatan bersih sebesar US$598 juta. Angka tersebut tumbuh hingga 25% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya US$477 juta.
Perolehan ini diikuti oleh total EBITDA perseroan sebesar US$147 juta dan laba bersih setelah pajak US$85 juta pada triwulan pertama tahun ini, berbalik dari posisi masing-masing -US$14 juta dan -US$17 juta pada periode yang sama tahun 2020.
“Kami terus fokus pada Kesinambungan Bisnis dan Keunggulan Operasional, untuk mempertahankan tingkat operasi, menghasilkan dan mempertahankan penghematan biaya, menyelesaikan penggabungan anak perusahaan PBI dan SMI sepenuhnya, serta mencapai tonggak baru untuk proyek CAP 2,” tambahnya.
Suryandi menilai, hasil ini diperoleh dalam konteks ketahanan neraca yang berkelanjutan, terdiri dari total liquidity pool sebesar US$1,1 miliar, termasuk kas dan setara kas sebesar US$767 juta pada akhir Maret 2021.
“Kami juga memiliki leverage yang lebih rendah dengan utang bersih terhadap EBITDA 0.2x vs 2.6x pada Q1-2020 dan mengurangi total utang menjadi US$825 juta dari sebelumnya, US$885 juta pada Q1-2020,” imbuhnya.
Sebelumnya, emiten petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu ini juga berencana membagikan dividen tunai sebesar US$38,51 juta. Jumlah dividen itu setara dengan 75% dari laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$51,35 juta.
Perseroan juga sukses meraih fasilitas Green Loan sebesar US$13 juta atau setara Rp189,69 miliar (asumsi kurs Rp14.592 per dolar Amerika Serikat) dari PT Bank KEB Hana Indonesia (Bank Hana) pada pertengahan April 2021.