Mantap! BUMN Wijaya Karya Garap Proyek MRT Taiwan
WIKA masuk ke Taiwan dimulai saat perseroan digandeng oleh kontraktor terbesar di Taiwan RSEA Engineering Corporation. Tugasnya, mengerjakan jalur MRT inner ring road di Kota New Taipei City.
Industri
JAKARTA – Emiten pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menggarap proyek transportasi Mass Rapid Transit (MRT) System di Taiwan.
Manager Proyek WIKA Aden Sukanda mengatakan perseroan dipercaya Taiwan setelah suskes membangun moda transportasi MRT di Indonesia.
“Pekerjaan ini sudah dimulai sejak pertengahan 2019 lalu. Saat ini kami sedang fokus pada tahap pekerjaan basement, kolom, dinding, dan platform di empat stasiun,” ujarnya dilansir Antara, Rabu, 15 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya ini menargetkan 13 bangunan stasiun yang menjadi lingkup pekerjaan WIKA bakal rampung pada 2021. WIKA masuk ke Taiwan dimulai saat perseroan digandeng oleh kontraktor terbesar di Taiwan RSEA Engineering Corporation. Tugasnya, mengerjakan jalur MRT inner ring road di Kota New Taipei City.
Jalur Bandara Taiwan ke Taipei City
Jalur yang diberinama Sanying Line ini nantinya akan membentang sepanjang 14,3 kilometer. Jalur ini menghubungkan daerah Tucheng, Sanxia, dan Yingge, dengan 13 stasiun pemberhentian.
Sanying Line sendiri akan menjadi stepping stone bagi Pemerintah Taiwan untuk mewujudkan integrasi transportasi dari Bandara Taiwan ke Taipei City. Pembangunan proyek ini turut melibatkan 133 duta bangsa dan tengah fokus pada pengerjaan empat stasiun di daerah Yingge dan Sanxia yang rata-rata berjarak 1,2 kilometer antar stasiun.
“Karena WIKA satu-satunya kontraktor dari luar Taiwan yang ada di proyek tersebut. Jadi, kami memang harus put effort di awal untuk membangun kepercayaan banyak pihak mulai dari pemerintah, partner, maupun vendor di sini,” kata Aden.
Keadaan bekerja di tengah pandemi di luar negeri, kata dia, seperti beberapa bulan belakangan ini juga menjadi tantangan baru bagi seluruh tim di sana. Namun, dengan membuat dan menjalankan protokol kesehatan yang jelas, pekerjaan proyek nyatanya tetap dapat berjalan normal hingga kini.
Dengan keterbatasan jarak proyek yang jauh dan kondisi saat ini, manajemen WIKA telah memanfaatkan teknologi komunikasi komunikasi untuk memastikan pembangunan proyek tetap berjalan dengan mengedepankan aspek kualitas, keselamatan, dan kesehatan kerja.
Salah satu praktiknya dengan melaksanakan QSHE Online Patrol dengan memanfaatkan aplikasi interaksi online yang diikuti jajaran direksi, manajemen pusat, dan manajemen proyek Sanying Line, Taiwan. Aktivitas ini dilaksanakan rutin sebagai solusi mengurangi keterbatasan jarak dan meningkatkan aktivitas pekerjaan dengan mengoptimalkan peran teknologi. (SKO)