<p>Suasana karyawan di pabrik Denso. / Denso.com</p>
Industri

Mantap! Meski Pandemi, Investasi Manufaktur RI Justru Melonjak Tembus Rp129 T

  • Pemerintah juga diketahui sedang dan akan mengembangkan 27 kawasan industri baru hingga 2024 mendatang. Kawasan industri ini akan disebar ke berbagai wilayah seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua.

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Pemerintah mengumumkan realisasi investasi di sektor manufaktur menjadi Rp129,6 triliun pada semester I-2020, naik 23,9% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp104,6 triliun.

Menurut data Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI), ada 50 investor yang masuk hingga Juni 2020, dengan 29 investor kategori penanaman modal asing (PMA) dan 21 investor kategori penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Ketua Umum HKI yang juga Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar mengatakan jika dilihat dari asal negaranya, ke-29 PMA yang masuk ke Indonesia didominasi oleh Korea Selatan dengan 10 investor, disusul tujuh investor Jepang, tiga investor China, satu investor Amerika Serikat, dan sebagainya.

“Bisnis yang dominan dibuka oleh para investor baru ini tersebar di beberapa sektor mulai dari otomotif dan turunannya. Kemudian sektor makanan, logistik, kimia, dan industri manufaktur lainnya,” kata dia, Selasa, 28 Juli 2020.

Sebaran Kawasan Industri

Sanny menambahkan 50 investor tersebut berinvestasi pada 17 kawasan industri dengan luas lahan yang digunakan mencapai 139,31 hektare. Adapun, 29 PMA menempati 99,44 Ha lahan dan 21 PMDN menggunakan 44,87 Ha.

Tumbuhnya realisasi investasi didorong oleh peningkatan jumlah kawasan industri sebesar 40%, dengan kenaikan luas kawasan sebesar 16.238,59 Ha. Kini, Indonesia memiliki 112 kawasan industri dengan total luas lahan sebesar 52.000 Ha.

Pemerintah juga diketahui sedang dan akan mengembangkan 27 kawasan industri baru hingga 2024 mendatang. Kawasan industri ini akan disebar ke berbagai wilayah seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua.

Data ini terkonfirmasi dengan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang menyebut sektor industri sebagai kontributor signifikan terhadap perolehan devisa pada sepanjang semester I-2020. Kontribusinya sebesar 32,2% dari total investasi yang besarannya mencapai Rp402,6 triliun.

Dari total investasi, ada lima sektor unggulan yang laris manis diminati oleh banyak investor yaitu industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dengan menggelontorkan dananya senilai Rp45,2 triliun, disusul industri makanan Rp26,6 triliun, serta industri kimia dan farmasi Rp19,5 triliun.

Tidak hanya itu, industri mineral non-logam juga bertaji dengan nilai investasi sebesar Rp6,1 triliun, disusul industri kendaraan bermotor dan alat transportasi sekitar Rp6 triliun. (SKO)