Mantap Naik Lagi, PMI Manufaktur Indonesia Kalahkan Malaysia dan Thailand
Industri manufaktur mencatat capaian Purchasing Managers Index (PMI) pada Januari 2021 di level 52,2, lebih tinggi dari periode sebelumnya yang sebesar 51,3.
Industri
JAKARTA – Industri manufaktur mencatat capaian Purchasing Managers Index (PMI) pada Januari 2021 di level 52,2, lebih tinggi dari periode sebelumnya yang sebesar 51,3.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, peningkatan PMI ini menjadi yang tercepat selama kurang lebih enam tahun terakhir.
“Peningkatan PMI ini menjadi bentuk pemulihan sektor industri di tengah situasi pandemi,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin, 1 Februari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Seperti diketahui, empat bulan terakhir ini angka PMI terus mengalami kenaikan, yakni 51,3 pada Desember 2020 dan sebesar 50,6 pada November 2020. Sebelumnya pada Oktober 2020 angka PMI juga naik menjadi 47,8 dari angka September 2020 yang sebesar 47,2.
Agus melanjutkan, PMI manufaktur Indonesia pada awal tahun ini bahkan melampaui capaian dari negara lain, seperti Vietnam (51,3), Thailand (49,0), dan Malaysia (48,9). Adapun PMI manufaktur ASEAN pada awal tahun ini berada di level 51,4.
Menanggapi hal ini, Direktur Ekonomi IHS Markit Andrew Harker mengungkapkan, tren kenaikan ini bisa menjadi pendorong kepercayaan investor lebih lanjut. Pasalnya, sektor ini juga mencatatkan kontribusi yang paling besar terhadap nilai ekspor nasional.
“Sepanjang 2020, industri pengolahan mampu mencatatkan nilai eksporUS$131,13 miliar atau naik 2,95 persen dibandingkan dengan 2019,” jelasnya.
Dengan capaian tersebut, sumbangannya di sektor industri mencapai 80,30% dari total nilai ekspor nasional yang sebesar US$163,30 miliar. Hal ini pun membuat neraca perdagangan sektor manufaktur 2020 mengalami surplus hingga US$14,17 miliar.
Selain itu, berdasarkan laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sektor industri secara umum telah menyumbang sebesar Rp272,9 triliun atau 33% dari total realisasi investasi nasional yang mencapai Rp826,3 triliun. Rinciannya, penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor manufaktur menyumbang sebesar Rp82,8 triliun. Kontribusi ini menyumbang sebesar 20% dari total PMDN 2020 sebesar Rp413,5 triliun. (SKO)