Industri

Mantap! Selama Enam Tahun, Fintech Tunaiku Salurkan Kredit Rp4,7 Triliun

  • Tunaiku telah diunduh oleh sekitar 4.9 juta pengguna dan memberikan pinjaman kepada hampir 400 ribu masyarakat di Indonesia.

Industri
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Platform teknologi finansial Tunaiku yang dikembangkan PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) sukses menyalurkan kredit hingga Rp4,7 triliun sejak diluncurkan pada 2014 lalu.

Tunaiku telah diunduh oleh sekitar 4.9 juta pengguna dan memberikan pinjaman kepada hampir 400 ribu masyarakat di Indonesia. Target perusahaan adalah masyarakat yang belum tersentuh institusi keuangan formal (unbanked).

Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian mengatakan, Tunaiku dirancang untuk melayani dan menjangkau masyarakat yang belum atau kurang terlayani layanan perbankan. Terutama di daerah-daerah yang sulit mendapatkan layanan keuangan formal dan konvensional.

“Tunaiku telah menerobos hingga ke seluruh Tanah Air, terutama di daerah-daerah di luar Pulau Jawa, antara lain Medan, Pekanbaru, Palembang, Denpasar, dan Makassar,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Senin, 14 Desember 2020.

Layanan keuangan digital Tunaiku telah memberikan ragam pembiayaan di luar Pulau Jawa, antara lain modal usaha sebesar 22,49%, renovasi rumah sebanyak 31,39%, dan biaya pendidikan sebesar 11,59%.

Persentase profil nasabah perempuan tercatat sebanyak 54,71% dan laki-laki hingga 45,39%. Sementara itu, Palembang menjadi kota di luar Jawa dengan profil wirausahawan terbanyak.

Vishal menambahkan, pihaknya terus berupaya untuk mengembangkan layanan dan produk digital guna menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan.

Dengan begitu, ia berharap dapat mendukung peningkatan indeks inklusi keuangan di Indonesia mencapai 90% pada 2024 mendatang.

“Ke depannya, kami akan memanfaatkan produk inovasi terbaru Senyumku, aplikasi perbankan berbasis AI (Artificial Intelligence) dari Amar Bank. Ini diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih optimal bagi masyarakat,” paparnya.

Teknologi yang mengadopsi big data dan AI ini diyakini bisa menyederhanakan proses layanan keuangan. Meskipun begitu, ia memastikan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan mekanisme yang aman.