Ilustrasi vaksin polio.
Nasional

Mantap! Semua RS di Kota Bandung Bakal Layani Vaksin Polio

  • Hal itu untuk mengejar target imunisasi polio yang kini baru berada di kisaran 73,4 persen dari total 180.000 sasaran.

Nasional

Chrisna Chanis Cara

BANDUNG—Pemkot Bandung menginstruksikan seluruh rumah sakit di Kota Bandung untuk membuka pos vaksin polio. Hal itu untuk mengejar target imunisasi polio yang kini baru berada di kisaran 73,4 persen dari total 180.000 sasaran. 

Diketahui, Pemkot telah merampungkan putaran pertama sub pekan imunisasi nasional (PIN) polio pada Maret-April 2023. Hasil imunisasi tahap awal tersebut masih di bawah target yang ditetakan pemerintah pusat yakni 95 persen. “Daerah yang tidak mencapai target riskan karena berpotensi terjadinya penularan polio tipe 2,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian, dikutip dari bandung.go.id, Sabtu, 27 Mei 2023. 

Pihaknya mengatakan ada sejumlah wilayah yang capaian imunisasinya masih di bawah 90 persen, termasuk Kota Bandung. Saat ini Pemkot telah menggelar sub PIN putaran kedua yang digelar hingga 2 Juni 2023. “Vaksinasi polio ini bukan untuk tipe polio yang rutin diberikan vaksinasinya.  Jadi PIN kali ini tidak melihat status vaksinasi polio sebelumnya,” jelas Anhar. 

Peran Rumah Sakit

Menurut Anhar, kondisi Bandung yang merupakan kota metropolitan dengan mobilitas penduduk sangat tinggi menjadi salah satu penghambat target imunisasi. Oleh karena itu, pihaknya telah menyusun strategi percepatan vaksinasi, salah satunya dengan menggandeng RS di Kota Kembang. 

Pemkot, jelas Anhar, telah menginstruksikan seluruh RS untuk membuka pos vaksin polio. Saat ini, baru sekitar delapan RS yang terlibat dalam PIN dari total 39 RS yang ada di Bandung. Pihaknya mendorong semua RS bisa membuka pos vaksin polio selama mungkin dan disesuaikan dengan jadwal pemeriksaan balita di RS. “Tiap RS bisa memberi kontribusi sasaran sampai ratusan,” ujarnya.

Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan Pemkot juga tengah mengoptimalkan strategi lain yakni dengan merangkul wilayah mulai dari puskesmas, kecamatan, kelurahan dan kader posyandu. “Mereka menyisir seluruh ruang yang ada balitanya, ternyata hasilnya luar biasa. Banyak balita yang ada kemungkinan tidak terdata oleh posyandu, seperti di wilayah apartemen, kos-kosan, dan perumahan kawasan elit,” ujarnya.