Logo Bank BRI, di Jakarta. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Mantap! Setelah Rugi Rp7,89 Triliun, Tahun lalu Segmen Korporasi BRI Cuan Rp822 Miliar

  • Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto menerangkan, rapor hijau kredit korporasi didulang berkat penyaluran selektif, disertai dengan monitoring pinjaman secara ketat, baik onsite maupun offsite
Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Kinerja gemilang PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menjadi bank pengumpul laba bersih terbesar pada 2022, senilai Rp51,40 triliun, menyisakan banyak cerita. Salah satunya adalah keberhasilan BRI membalikkan kerugian bisnisnya di segmen korporasi.

Jika pada 2021 kontribusi segmen bisnis jumbo ini minus alias merugi hingga Rp7,89 triliun, pada tahun 2022 bank plat merah ini sukses meraih laba bersih Rp822 miliar. Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto menerangkan, rapor hijau kredit korporasi didulang berkat penyaluran selektif, disertai dengan monitoring pinjaman secara ketat, baik onsite maupun offsite.

“Fokus BRI pada segmen korporasi yakni optimalisasi value chain dan transaction banking,” kata Aestika pada TrenAsia, Kamis 9 Maret 2023.

Laporan keuangan publikasi BRI tahun 2022 mencatat, sepanjang tahun lalu segmen korporasi menyalurkan kredit sebesar Rp 180,6 triliun. Adapun sektor penadah kredit bank yang fokus pada pembiayaan UMKM ini di antaranya agribisnis, manufaktur, properti, transportasi, serta minyak dan gas.

Dari jumlah kredit sebesar itu, sekitar Rp46,48 triliun mengalir ke perusahaan-perusahaan yang terafiliasi. Contohnya BUMN. Beberapa perusahaan plat merah tercatat menjadi debitur BRI. Seperti PLN dengan outstanding kredit Rp9,34 triliun, Waskita Karya Rp4,52 triliun, Pertamina Patra Niaga Rp3,25 triliun, KAI senilai Rp3,06 triliun serta Bulog Rp2,80 triliun.

Dengan kucuran kredit korporasi sebesar itu, pada tahun 2022 segmen korporasi sejatinya mencatat pendapatan bunga dan premi netto minus Rp1,77 triliun. Namun berkat pendapatan operasional lainnya yang mencapai Rp3,59 triliun, di akhir periode 2022 segmen korporasi bisa membukukan laba bersih Rp822 miliar.  

Positifnya segmen korporasi ini juga dipengaruhi penerimaan dari Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) senilai Rp1,29 triliun.

Situasi berbeda terjadi pada tahun 2021. Di saat situasi ekonomi masih berat akibat pandemi COVID-19, segmen korporasi BRI mencatat kerugian bersih hingga sebesar Rp7,89 triliun.  Besarnya kerugian itu disebabkan oleh nilai Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang besar.

Pada tahun 2021, pendapatan bunga dan premi segmen korporasi BRI tercatat sebesar Rp3,05 triliun. Namun, pendapatan sebesar itu luruh akibat beban CKPN yang mencapai Rp11,77 triliun. Akibatnya bank mesti menanggung beban hingga Rp13,59 triliun setelah ditambahkan beban operasional.

Pada tahun 2022, BRI sejatinya juga melakukan restrukturisasi atas kredit korporasi. Menurut Aestika, kredit korporasi yang dihapus buku oleh manajemen BRI mencapai Rp 1,5 triliun. Sektornya antara lain infrastruktur, transportasi, energi dan manufaktur.

"Hal tersebut disertai pencadangan yang memadai dan lebih dari cukup," ujarnya.

Pada tahun 2022 total kredit BRI yang direstrukturisasi mencapai Rp44,17 triliun, turun dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp46,75 triliun. Ketentuan restrukturisasi ini sesuai dengan POJK No.40/POJK.03/2019 tanggal 20 Desember 2020 Tentang Penilaian kualitas Aset Bank Umum.

Restrukturisasi kredit biasanya dilakukan melalui perpanjangan masa pelunasan kredit atau penjadwalan kembali bunga yang tertunggak.

Selain menipisnya jumlah tanggungan restrukturisasi kredit, BRI juga melakukan pemulihan hapus buku (write off) kredit. Tahun lalu, pemulihan aset kredit yang dihapus buku mencapai Rp11,9 triliun.