Manufaktur Semikonduktor Wafer Jepang Rencanakan Ekspansi ke China
Dua manufaktur semikonduktor wafer asal Jepang Ferrotec Holdings dan RS Technologies berencana ekspansi ke China.
Dunia
JAKARTA – Dua manufaktur semikonduktor wafer asal Jepang Ferrotec Holdings dan RS Technologies berencana ekspansi ke China.
Pemerintah China memang tengah berupaya untuk memperoleh kemandirian produksi semikonduktor wafer ke depannya.
Mengutip dari laman Sumco, teknologi yang disebut juga silicon wafer itu merupakan material yang diperlukan untuk memproduksi semikonduktor yang dapat ditemukan pada berbagai jenis elektronik.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Dilansir dari laman University of Wafer, silicon chips merupakan bahan utama proses produksi chip yang merupakan unit proses dan memori berbagai jenis komputer digital modern
Beberapa di antaranya digunakan untuk produk smartphone, televisi, komputer atau laptop, dan teknologi digital lainnya
“Ratusan prosesor yang identik dibuat dalam batch pada satu wafer silicon,” demikian pernyataan perusahaan prosesor terbesar dunia, Intel dalam laman resminya.
Dilkutip dari Nikkei Asia, Melalui upaya ekspansinya ke China, Ferrotec berharap dapat menjadi produsen semikonduktor wafer terbesar di Dunia.
Selain itu Presiden RS Technologies Nagayoshi Ho berharap produksinya dapat melampaui Sumco pada 2025.
Sumco dan Shin-Etsu Chemical ialah perusahaan asal Jepang yang menguasai 55% pasar semikonduktor wafer dunia.
Ferrotec sudah mulai membangun produksinya di China pada 2020, dan sejak saat itu mereka melihat potensi kebutuhan utama China atas chip.
Ferrotec mampu menghasilkan sekitar 70 miliar yen Jepang atau setara Rp9,2 triliun yaitu setelah mereka mulai menjual kepemilikan semikonduktor wafer ke China tahun lalu (kurs Rp132 per yen Jepang)
Nilai itu hamper setara dengan kapitalisasi pasar Ferrotec yang mencapai 80 miliar yen Jepang atau sekitar Rp10,6 triliun.
Ekspansi semikonduktor wafer Ferrotec Holdings ke China diperkirakan memakan biaya sekitar 150 miliar yen Jepang atau Rp19,9 triliun. Angka itu terlalu besar untuk dipikul sendirian oleh Ferrotec.
Di sisi lain RS Technologies bersama partnernya Grinm Group mulai membangun pabrik 8-inci semikonduktor wafer di Kota Dezhou, Provinsi Shandong, China.
RS Technology berharap pabrik di Dezhou itu dapat memproduksi 13.000 unit pada 2021.
Hal itu dikarenakan mereka ingin mencapai target total produksi bulanan mencapai 300.000 unit.
Produksi Semikonduktor Wafer
Pemerintah China sendiri melalui inisiasi “Made in China 2025” menargetkan kemandirian produksi semikonduktor wafer sebesar 70%.
Perusahaan semikonduktor wafer China, Zhonghuan Semoconductor Zing Semiconductor mulai menggalakkan produksi massal.
Meskipun demikian, tidak ada satupun perusahaan China yang dapat bersaing dengan produsen besar dunia.
Oleh karena itu pemerintah China akan memasukan Ferrotec Holdings dan RS Technologies dimasukkan dalam daftar tersebut untuk memperluas sektor produksi wafer. (SKO)