Bahlil Lahadalia
Nasional

Manuver Politik Bahlil: Goyang Golkar, hingga jadi Menteri ESDM

  • Bahlil sedang berupaya merebut kursi Ketua Umum Golkar dengan dukungan dari Jokowi. Langkah ini dipandang sebagai strategi untuk mempersiapkan Jokowi menjadi Ketua Dewan Pembina Golkar atau bahkan mempersiapkan Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, untuk memimpin partai Golkar di periode kedepan dengan merubah AD/ART partai.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Bahlil Lahadalia pertama kali dikenal publik melalui kiprahnya di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). 

Sepak terjangnya di dua organisasi ini memperkenalkannya lebih dekat dengan dunia politik. Setelah menjabat sebagai ketua BPP Hipmi 2015-2019, Bahlil memainkan perannya sebagai Direktur Penggalang Pemilih Muda dalam tim kampanye Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019, posisi tersebut  menjadi momen penting yang memperkuat posisinya dalam dunia politik. 

Kesuksesan Bahlil dalam kampanye tersebut membuka jalan bagi sejumlah jabatan strategis di pemerintahan, termasuk sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM dan, terhitung mulai 19 Agustus 2024, sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada UUD 1945. Serta akan menjalankan segara peraturan perundangan-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab,” ucap Bahlil kala dilantik sebagai Menteri ESDM di Istana Negara, Jakarta, hari ini, Senin, 19 Agustus 2024, 

Manuver Politik Bahlil

Bahlil Lahadalia dikenal sebagai sosok yang setia kepada Presiden Jokowi. Salah satu bukti dari loyalitas ini adalah keterlibatannya dalam pemberian izin usaha pertambangan (IUP) kepada organisasi masyarakat keagamaan. Selain itu, ia diduga berperan dalam mengamankan kepemimpinan dan program Jokowi diakhir periode salah satunya lewat upaya kudeta Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.

Sehari sebelum Airlangga mengumumkan pengunduran dirinya, tepatnya pada hari Jumat, 9 Agustus 2024, Bahlil mengakui bertemu empat mata dengan Jokowi. Bahlil juga mengaku bertemu dengan politikus senior Golkar, Jusuf Kalla, dalam pertemuan terpisah, hal ini menimbulkan berbagai spekulasi terkait langkah politik selanjutnya.

“Oh biasa lah sama Bapak Presiden, kalau Pak Presiden kan Presiden Republik Indonesia. Jadi saya harus minta apa, arahan, semua apa kan,” terang Bahlil kala berada di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Senin, 12 Agustus 2024 yang lalu.

Pengunduran Diri Airlangga dan Peluang Jadi Ketum

Airlangga Hartarto resmi menandatangani surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar pada Sabtu, 10 Agustus 2024, menjelang tengah malam, tepat sehari setelah pertemuan Bahlil dengan beberapa tokoh penting. Video pengunduran diri Airlangga dengan cepat menyebar luas dan menjadi perbincangan hangat.

Majalah Tempo, pada tanggal 4 Maret 2024 sempat mengungkap Bahlil sedang berupaya merebut kursi Ketua Umum Golkar dengan dukungan dari Jokowi. 

Langkah ini dipandang sebagai strategi untuk mempersiapkan Jokowi menjadi Ketua Dewan Pembina Golkar atau bahkan mempersiapkan Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, untuk memimpin partai Golkar di periode kedepan dengan merubah AD/ART partai yang salah satu klausulnya menyatakan Calon Ketua Umum Golkar harus menjadi pengurus setidaknya lima tahun.

Bila dugaan itu benar Gibran juga masih terganjal beberapa aspek lain, seperti keanggotaan Gibran distruktural PDIP yang hingga saat ini masih belum remi mengundurkan diri.

Saat menghadiri sebuah acara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Bahlil dan Airlangga tampak bersalaman dan berfoto bersama. Namun, ada momen yang agak canggung ketika Bahlil terlihat sibuk mencari kursi untuk berfoto, yang kemudian ditanggapi Airlangga dengan sindiran ringan, Bahlil mengambil kursi Kapolri.

"Kursinya Pak Kapolri aja diambil sama Pak Bahlil," ungkap Airlangga sembari tertawa.

Kini bahlil resmi dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Setelah pengunduran diri Airlangga Hartarto, Bahlil disebut-sebut sebagai kandidat utama untuk menggantikan posisi Ketua Umum Partai Golkar. 

Jika terpilih, langkah ini akan semakin memperkuat pengaruhnya di panggung politik nasional, sekaligus membuka peluang lebih besar untuk manuver politik di masa depan.