Marakan Inovasi untuk Memperkuat Konstruksi Berkelanjutan Jadi Cara Intiland Terapkan ESG
- Selalu mengedepankan perubahan dan terus berinovasi menjadi tolak ukur PT Intiland Development Tbk (DILD) memperkuat konstruksi berkelanjutan dalam menerapkan environment, social, and governance (ESG) di perusahaan.
Nasional
JAKARTA - Selalu mengedepankan perubahan dan terus berinovasi menjadi tolak ukur PT Intiland Development Tbk (DILD) memperkuat konstruksi berkelanjutan dalam menerapkan environment, social, and governance (ESG) di perusahaan.
Pendiri & CEO DILD, Hendro S. Gondokusumo menyampaikan bahwa ia selalu percaya dalam setiap krisis, akan ada peluang.
"Seperti yang tertulis dalam karakter Cina-nya weiji (wei) adalah bahaya, kemudian ji adalah kesempatan. Selalu ada peluang dalam bahaya apapun," ucap Hendro dalam laporan berkelanjutan pada Kamis, 29 September 2022.
- Punya Follower Instagram 300 Juta, Lionel Messi Sekali Posting Dapat Rp39,85 Miliar
- Ekonom LAB45: BI Masih Punya Ruang Naikkan Suku Bunga hingga Akhir Tahun
- Harga Minyak Dunia Ambles 5,69 Persen, Terendah Sejak Januari 2022
Ia melanjutkan dengan pemikiran itu, perusahaan terus memotivasi diri untuk selalu tegar dan berani berubah serta berinovasi dalam menghadapi badai.
Lebih lanjut, ia melihat perubahan akan membuat manusia menjadi semakin maju dan bisa menilai segala sesuatu yang berbeda dengan cara yang lebih menarik.
Kemudian, ia berpendapat bahwa inovasi akan membuat kita menemukan cara baru untuk meningkatkan dan mengikuti situasi.
Dalam upaya untuk bisa mengelola lingkungan, sosial dan tata kelola, perusahaan berhasil menerapkan banyak inovasi, salah satunya dengan bangunan yang ada di South Quarter (SQ) Jakarta.
"Untuk lingkungan, kami senang mengetahui hasil yang baik dari SQ dalam upayanya mencapai target air daur ulang dan air hujan dari hanya 16% menjadi lebih dari 25%," sambung Hendro.
Ia menambahkan dengan menyempurnakan Intiland Sustainable Guideline, perusahaan berusaha untuk melampaui kepatuhan, memberikan keunggulan kepada semua pemangku kepentingan serta juga lingkungan.
Lebih lanjut, DILD juga mendukung target net-zero emisi pemerintah dan berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 15,82%.
SQ dengan konsumsi energi kurang dari 210 kWh/m2, masuk dalam kategori bangunan efisien berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta No 38/2012 tentang Rasio Intensitas Energi.
Kemudian, dengan meningkatnya popularitas kendaraan listrik, Intiland telah berinisiatif utnuk menyediakan pengisi daya electric vehicle (EV) di gedung-gedung perusahaan.
"Salah satunya ada di Surabaya yaitu World Trade Center, adalah gedung pertama kami yang mengakomodasi inisiatif ini," tambah Hendro.
Lebih lanjut, Hendro menyampaikan bahwa perusahaan sudah menempatkan tiga program utama untuk perjalanan keberlanjutan.
Ketiga program itu, kata Hendro akan memperkuat dan mewujudkan perjalanan keberlanjutan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan padra pemangku kepentingan yang nantinya mengarah pada pertumbuhan perusahaan. Ketiga program tersebut adalah:
- Intiland Sutainable Guideline
Pedoman yang telah dibuat sejak tahun 2017 ini merupakan proses yang terus berkembang, sehingga memungkinkan semua proses pengembangan dapat melakukan yang terbaik pada waktunya. Pedoman ini untuk memastikan pertimbangan lingkungan diperhitungkan dalam fase desain dan diperbarui secara berkala untuk memastikan peningkatan berkelanjutan pada penelitian dan teknologi bangunan terbaru. Pedoman berkelanjutan Intiland berfokus pada lima hasil utama yaitu meminimalkan emisi gas rumah kaca dan konsumsi energi, pengelolaan air, pengurangan limbah, lokasi dan transportasi bangunan, serta kualitas lingkungan dalam ruangan dalam siklus hidup bangunan.
- Rantai Pasok Zero Waste
Intiland berkomitmen untuk membangun secara bertanggung jawa tanpa merusak lingkungan dan makhluk hidup. Dengan komitmen ini, perusahaan akan merancang dan mengelola proyek secara sistematis menghindari serta menghilangkan volume dan toksisitas limbah dan material, melestarikan hingga memulihkan semua sumber daya. Dengan kebijakan dan proses pengadaan yang baik, pemborosan dapat ditekan secara maksimal, sehingga biaya menjadi lebih efisien dan efektif sesuai kebutuhan proyek.
- Intiland Youth Panel
Pada tahun 2030, diprediksi tujuan pembangunan berkelanjutan PBB bahwa jumlah pemuda akan tumbuh sebesar 7%, berjumlah hampir 1,3 miliar orang. Di Indonesia, pada tahun 2030, kaum muda akan menempati 64% dari total penduduk Indonesia. Dengan jumlah yang signifikan tersebut, semua orang harus bekerja sama untuk memastikan bahwa generasi muda menjadi kekuatan positif bagi negara.
"Sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap transisi negara menuju masa depan rendah karbon dan tahan iklim serta mencapai nol bersih pada tahun 2060, perusahaan tetap teguh dalam komitmen terhadap Intiland Sustainable Guideline," tambah Hendro.
Ia melanjutkan bahwa Intiland Sustainable Guideline adalah pedoman untuk menjaga visi dan kualitas Intiland dalam produk dan layanan, dan saat ini sedang disempurnakan untuk memenuhi tantangan yang semakin rumit di lingkungan, sosial dan tata kelola.
Lebih lanjut, saat ini perusahaan berkomitmen untuk mendukung rencana pemerintah dalam hal kendaraan listrik pada tahun 2030 sebanyak 3 juta unit.
Intiland siap untuk menyediakan ruang untuk pengisi daya kendaraan listrik dan hal tersebut menjadi komitmen DILD menuju ekonomi rendah karbon.
Perlu diketahui, mulai tahun ini Intiland membatasi penggunaan energi untuk keperluan kantor. Secara keseluruhan total penggunaan energi turun 11,57% dari 24.026 MWh pada tahun 2020 menjadi 21.246 MWh pada tahun 2021.
"Hal tersebut disebabkan oleh adanya peraturan pemerintah yang membatasi hunian maksimum untuk gedung perkantoran karena fluktuasi kasus COVID-19," ujar Hendro.
- Waspada Penipuan Smishing Bikin Isi Tabungan Langsung Ludes
- Hadirkan Inovasi di Bidang Keuangan, Jadi Cara IFG terapkan ESG
- Daftar 10 Negara Terbaik, Sediakan Kualitas Hidup Tinggi dan Ramah Bisnis
Hendor menambahkan dalam hal emisi karbon, perusahaan meliputi emisi langsung dari bahan bakar solar yang digunakan pada pembangkit yang dikategorikan sebagai Scope 1 dan emisi tidak langsung karena pembelian listrik dari PLN pada properti komersial sebagai Scope 2.
Lebih lanjut, Hendro menyampaikan pada tahun 2021, emisi GRK berkurang 15,81% dibandingkan tahun 2020 sesuai dengan peraturan pemerintah yang membatasi hunian maksimum untuk gedung perkantoran karena fluktuasi kasus COVID-19.
Kemudian, Intiland mengambil pendekatan holistik terhadap pengelolaan air untuk mempertahankan dan meningkatkan efisiensi, ketahanan, dan nilai jangka panjang dari aset dan pengembangan perusahaan.
Sumber air utama Intiland adalah dari pasokan air kota sementara sebagian kecil berasal dari sumur dalam.
Sistem hemat air telah diterapkan sejak tahap desain dengan memasang kran air yang hemat air dan memisahkan meter air untuk area publik, komersial dan utilitas bangunan untuk sistem pemantauan yang lebih baik.
Selain itu, untuk mengurangi pasokan air, sistem pengumpulan air hujan dan pengolahan air limbah dipasang di beberapa gedung Intiland. Di semua properti, manajer properti melakukan audit air rutin untuk memantau penggunaan air dengan cermat sehingga fluktuasi atau anomali air dapat diidentifikasi dan ditindaklanjuti dengan segera.
"Di tahun-tahun mendatang, ESG akan memainkan peran yang lebih besar dan lebih penting. Kami percaya ini bukan hanya kerangka kerja untuk pelaporan, ini adalah warisan untuk generasi yang akan datang," pungkas Hendro.
Hendro melanjutkan, saat ini tidak ada yang memiliki kekuatan absolut untuk mengendalikan dunia. Manusia hanya penjaga alam.
Lebih lanjut, ia juga turut serta mengingatkan bahwa saat ini harus berkolaborasi untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh dalam hal ekonomi, sosial, dan lingkungan.