<p>Ilustrasi bisnis PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. / Tower-bersama.com</p>
Pasar Modal

Marjin EBITDA Superior, Saham TBIG Berpotensi Dikerek ke Harga Rp3.500

  • Emiten menara milik Grup Sartoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencatatkan pertumbuhan kinerja sepanjang tahun 2021. Hal ini dipercaya akan mengerek harga saham TBIG beberapa waktu ke depan.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten menara milik Grup Sartoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencatatkan pertumbuhan kinerja sepanjang tahun 2021. Hal ini dipercaya akan mengerek harga saham TBIG beberapa waktu ke depan.

Pendapatan dan EBITDA kuartal IV-2021 tumbuh 1,7% dan 0,4% secara kuartalan menjadi Rp1,6 triliun dan Rp1,4 triliun. Secara kumulatif, pendapatan dan EBITDA sepanjang 2021 berhasil tumbuh masing-masing 16,0% dan 16,8% year-on-year (yoy) menjadi Rp6,2 triliun dan 5,4 triliun.

Marjin EBITDA 2021 perseroan meningkat menjadi 87,2% dari 86,7%, karena biaya gaji yang relatif tidak berubah dan penurunan biaya operasional yang turun 4,3% yoy. Meskipun meskipun marjin EBITDA akhir kuartal tahun lalu turun tipis 86,6% dibandingkan dengan kuartal III-2021 pada level 87,8%.

Marjin laba bersih triwulan keempat 2021 sebesar 28,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan 26,3% yang tercatat pada kuartal III-2021. Karena itu, secara kumulatif, marjin laba bersih tahun 2021 bertumbuh secara signifikan dari 19,0% menjadi 25,1%, terutama dikarenakan tarif pajak yang lebih rendah dan penurunan biaya bunga sekitar 1,0% yoy.

Pendapatan dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Indosat Tbk (ISAT) berkontribusi 58% terhadap pendapatan konsolidasi perseroan, dan tumbuh 37,3% quartal-on-quartal (qoq) kuartal akhir tahun lalu dan 9,3% yoy.

Analis Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Hardy dan Steven Gunawan memprediksi pendapatan dan EBITDA perseroan dapat tumbuh 10% yoy pada 2022. Menyusul pertumbuhan trafik data yang solid dari Telkomsel dan ISAT. 

“Kami memproyeksikan trafik data Telkomsel dan ISAT tumbuh rata-rata 47 persen dan 45 persen yoy, dari hanya 38 persen pada tahun lalu,” ujarnya melalui riset yang diterima Selasa, 22 Maret 2022.

Dengan analisis tersebut, keduanya mempertahankan peringkat Buy dengan target price Rp3.500 atau dengan potensi keuntungan sebesar 22%. Pada penutupan perdagangan Selasa, 22 Maret 2022, saham TBIG terkoreksi 0,34% menuju level harga Rp2.9000 per lembar.

“Kami mempertahankan TBIG dengan peringkat BUY pada TP Rp3.500, seiring kinerja 2021 relatif in-line dan profitabilitas lebih baik, yang ditandai dengan kenaikan marjin EBITDA, marjin laba bersih dan ROE,” imbuhnya.

Robertus dan Steven berpandangan perseroan masih memiliki banyak ruang untuk bertumbuh di masa depan seiring ekspektasi ekspansi berkelanjutan dari Telkomsel dan Indosat sebagai pelanggan utamanya.

Keduanya juga melihat TBIG layak mendapatkan valuasi yang lebih premium dibandingkan dengan pesaingnya, karena superiornya marjin EBITDA sebesar 87,2%, dibandingkan dengan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) masing-masing hanya 75,5% dan 85,8%.