Masa Lalu Kelam Xi Jin Ping, Presiden China yang Undang Prabowo ke Negaranya
- Tak hanya dari teman sekolah, bahkan penjaga revolusioner juga mengejar Xi, mengancam akan menembaknya, dan mempermalukannya secara publik.
Dunia
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang juga merupakan calon presiden RI tiba di Beijing, China pada Minggu, 31 Maret 2024 untuk memenuhi undangan dari presiden China Xi Jinping.
Kedatangan Prabowo ke China ini pertama kali diungkap oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian pada saat jumpa pers pada Jum’at, 29 Maret 2024.
"Atas undangan Presiden Xi Jinping, Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto akan mengunjungi China mulai 31 Maret hingga 2 April," kata Lin melalui keterangan resmi di laman pemerintah China.
Kebanyakan orang mengenal Xi Jinping sebagai presiden China yang paling berpengaruh, namun tak banyak yang tahu kisah masa lalu Xi Jinping. Mulai berkuasa sejak tahun 2013, Xi Jinping sendiri juga dikenal sebagai pribadi yang sangat tertutup. Informasi tentang masa kecilnya juga sangat terbatas.
Berikut ini, TrenAsia.com merangkum kisah masa lalu Presiden China, Xi Jinping dari berbagai sumber.
- Garudafood (GOOD) Catat Laba Rp580 Miliar Di Tengah Pendapatan Naik Tipis
- Pendapatan Premi Tumbuh Double Digit dan Beban Turun, Laba Tugu Insurance Meroket 281 Persen
- Terbesar di Dunia, Pengguna 5G di China Capai 851 Juta Orang
Dilansir TrenAsia.com dari Business Insider, Ayah Xi Jinping adalah seorang menteri propaganda Partai Komunis yang memiliki posisi tinggi selama masa pemerintahan Mao Zedong, pendiri China modern.
Awalnya, Xi Jinping memiliki kehidupan mewah, termasuk sekolah yang bergengsi. Namun, semuanya berubah selama Revolusi Kebudayaan China. Mao kala itu memutuskan untuk menghilangkan elit partai dan ayah Xi dituduh mendukung sebuah buku yang dibenci Mao pada tahun 1962. Ayah Xi akhirnya dikirim untuk bekerja di pabrik dan Keluarga Xi menjadi sasaran pembalasan. Xi Jinping sendiri dianggap sebagai anak dari "geng hitam".
Menurut The New Yorker, lima tahun kemudian, ayah Xi dituduh menatap Tembok Berlin dengan sepasang teropong selama kunjungannya ke Jerman Timur bertahun-tahun sebelumnya. Hal ini membuat situasi semakin memburuk. Semua orang memusuhi Xi Jinping. Termasuk kehidupan Xi di sekolah.
Seorang teman sekelas mengatakan bahwa dia dan Xi adalah yang "paling hitam" di kelas itu, dan perundungan dan siksaan mengerikan terjadi. Kakak perempuan Xi akhirnya "dipersekusi sampai mati." Menurut The Times, para ahli berpikir itu berarti dia bunuh diri.
Tak hanya dari teman sekolah, bahkan penjaga revolusioner juga mengejar Xi, mengancam akan menembaknya, dan mempermalukannya secara publik.
Berdasarkan informasi dari The Times, Pada suatu waktu, para militan memperlihatkan Xi dan lima orang dewasa lainnya di atas panggung sebelum rapat umum. Xi harus memegang topi logam berbentuk kerucut dengan kedua tangannya.
"Ibunya tidak punya pilihan selain pergi ke sesi perjuangan dan duduk di bawah panggung," tulis seorang rekan ayah Xi. "Saat mereka berteriak, 'Turunkan Xi Jinping!' di atas panggung, ibunya dipaksa mengangkat tangannya dan berteriak bersama dengan semua orang."
Xi dan ayahnya akhirnya dipersatukan kembali pada tahun 1972, namun ayah Xi telah disiksa begitu parah sehingga dia bahkan tidak mengenali putranya.
Pengalaman inilah yang akhirnya membentuk Xi Jinping menjadi dia yang sekarang. Ketika Xi diwawancarai oleh Chinese Times pada tahun 2000, dia mengatakan bahwa dia memahami politik dengan baik.
"Orang-orang yang memiliki sedikit pengalaman dengan kekuasaan, atau yang jauh dari kekuasaan, cenderung menganggap hal-hal ini sebagai sesuatu yang misterius dan baru," kata Xi.
"Tapi saya melihat lebih jauh: saya melihat penderitaan dan ketidakpastian hubungan manusia. Saya memahami politik secara lebih dalam."