Masih Ada Gap, Bauran Energi Sulit Dicapai
- Besaran bauran energi tersebut menjadi selisih atau gap antara realisasi dan target yang ada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN.
Energi
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan alasan sulitnya mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% tahun 2025.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan, penambahan listrik dari energi bersih harus mencapai 7,4 Giga Watt (Gw) agar dapat mencapai target bauran EBT tersebut.
“Saya sampaikan di awal tadi. Bahwa target bauran energi itu kan 23% sampai tahun depan. Tetapi ada gap capaian dari target dan realisasi. Ada gap 7,4 Giga Watt (GW) yang belum tercapai di RUPTL,” kata Eniya saat ditemui di Kantor ESDM dilansir Rabu, 21 Agustus 2924.
- Minim Investor, IKN Bisa Jadi Jebakan Utang
- Baleg Setujui RUU Pilkada, Siap Dibawa ke Paripurna
- PDIP akan Daftarkan Anies ke KPU 27 Agustus, RUU Pilkada Menuju Pengesahan
Eniya menjelaskan bahwa besaran bauran energi tersebut menjadi selisih atau gap antara realisasi dan target yang ada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN. Dengan adanya selisih tersebut mempengaruhi capaian bauran 2025.
Untuk itu pemerintah melakukan serangkaian program untuk mencapai bauran yang telah ditetapkan. Ditemui terpisah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ada tiga inisiatif untuk mendorong NZE.
Airlangga menjelaskan, inisiatif pertama adalah mengembangkan sistem energi bersih terintegrasi, salah satunya dengan meningkatkan konektivitas power grid atau jaringan listrik regional. Ia meyakini melalui peningkatan konektivitas tersebut, ketahanan dan fleksibilitas dari sistem energi bersih dapat meningkat.
Inisiatif kedua, Airlangga menuturkan, Indonesia bakal mendorong penggunaan kendaraan dengan bahan bakar yang berkelanjutan.
Terakhir, Indonesia juga akan mendorong efisiensi penggunaan energi di semua sektor. Indonesia ke depannya, akan mendorong pengurangan konsumsi energi yang signifikan pada proses industri, sistem bangunan, produk konsumen.
Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) mengoreksi target bauran energi baru terbarukan (EBT) pada 2025 ke rentang 17% sampai dengan 19%. Persentase itu lebih rendah dari target bauran EBT sebelumnya yang dipatok di level 23% pada 2025.