Masih Cari Mitra Proyek Abadi Masela, SKK Migas Sebut Investasi CCUS Butuh Dana Hingga Rp19,34 Triliun
Korporasi

Masih Cari Mitra Proyek Abadi Masela, SKK Migas Sebut Butuh Dana Hingga Rp19,34 Triliun

  • Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengungkapkan berdasarkan hasil studi terkait carbon, capture, utilisation, and storage (CCUS) membutuhkan investasi hingga US$1,3 miliar atau setara dengan Rp19,34 triliun (kurs Rp14.882) di blok Abadi Masela.

Korporasi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengungkapkan berdasarkan hasil studi terkait carbon, capture, utilisation, and storage (CCUS) membutuhkan investasi hingga US$1,3 miliar atau setara dengan Rp19,34 triliun (kurs Rp14.882) di blok Abadi Masela.

Dwi Soetjipto tak menampik hingga saat ini pihaknya masih dalam proses pencarian mitra baru untuk Inpex di blok Masela. Hingga saat ini pihak Inpex masih dalam tahap menyelesaikan pembebasan lahan dan juga persetujuan dokumen analisis dampak lingkungan (AMDAL).

“Berdasarkan hasil studi, investasi CCUS di Masela diperkirakan bisa mencapai US$1,2 miliar hingga US$1,3 miliar,” jelasnya saat ditemui TrenAsia di Kementerian ESDM pada Senin,22 Agustus 2022.

SKK Migas terus mengupayakan pencaraian mitra baru Inpex hingga akhir tahun ini. Mengingat, Shell yang hengkang dari blok tersebut dengan menyisakan saham yang besar. 

Perusahaan migas pelat merah atau Pertamina diakui Dwi telah menunjukkan ketertarikannya bergabung dalam proyek abadi Masela ini.

Hal ini sejalan dengan keinginan pemerintah untuk Pertamina bergabung dengan proyek ini. Menurutnya saat ini Pertamina sedang mempelajari open data wilayah kerja tersebut dan mempelajari dapat mengambil alih berapa persen dari sisa investasi yang ada.

Kepala SKK Migas ini belum memberikan bocoran terkait berapa persen saham yang akan ambil alih Pertamina dalam proyek Masela ini. Mengingat kondisi keuangan Pertamina yang masih dihantui hutang-hutang hingga debt per EBITDA.

Namun, Presiden Joko Widodo telah memberikan restu untuk mendorong pengembangan blok ini segera terealisasi secepat mungkin. Selain itu Dwi menambahkan jika konsorsium proyek ini akan berubah tak harus melibatkan 2 perusahaan saja seperti sebelumnnya.

“Mungkin kalau yang lalu konsorsiumnya itu Abadi Masela melibatkan dua perusahaan yakni Inpex sama Shell mungkin ke depannya akan lebih dari itu. Bisa 3 bisa 4,” pungkas Dwi.