Masih Darurat Sampah, Asosiasi Hotel, Restoran dan Pariwisata Bandung Komitmen Kelola Sampah dari Hulu
Nasional

Masih Darurat Sampah, Asosiasi Hotel, Restoran dan Pariwisata Bandung Komitmen Kelola Sampah dari Hulu

  • Pemkot Bandung ajak asosiasi hotel, restoran, dan pariwisata komitmen kelola sampah dari hulu.
Nasional
Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Author

JAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung masih memberlakukan status darurat sampah, tidak mengherankan jika perubahan perilaku terus digencarkan untuk menyelesaikan permasalahan sampah, salah satunya dengan menyamakan frekuensi komitmen bersama para asosiasi hotel, kafe, restoran, dan pariwisata.

Sekretaris Daerah, Ema Sumarna mengaku, telah menyosialisasikan penanganan sampah di tiap kluster. Mulai dari kluster pendidikan, pusat perbelanjaan, tempat ibadah, kelompok masyarakat kota, dan kini perhotelan, cafe, resto, serta pariwisata.

"Kami terus mencoba membangun pemahaman dan komitmen menangani sampah. Harapannya sampah bisa selesai di hulu. Saya yakin yang ada di klaster cafe, resto, tempat wisata, dan perhotelan juga bisa ikut berkomitmen," ujar Ema, seperti yang dikutip Trenasia pada Senin, 30 Oktober 2023.

Ia menyebutkan, dari 135 TPS, kini sudah ada 108 TPS yang bisa ditangani dan mulai mendekati normal. Ia menyebutkan bahwa jika hotel di Kota Bandung dapat menangani sampah hingga 100 persen, maka tidak diperlukan kewajiban bayar retribusi sampah.

Ia mengungkapkan, salah satu langkah inspiratif bisa dicontoh dari mal PVJ. Setiap hari PVJ memproduksi 5 ton sampah, 90 persen di antaranya adalah sampah organik. Persoalan sampah di PVJ tersebut juga langsung selesai dengan maggot. Pihak PVJ mau berkorban melakukan penanganan masalah sampah sendiri, di mana mereka menyiapkan lahan untuk menangani sampah dengan maggot, lalu sampah anorganik akan ditangani dengan bekerja sama bersama pengepul. Sisa sampahnya yang berjumlah 2 persen akan dibuang ke TPA.

Ema juga mengimbau bahwa jangan sampai sampah mematikan potensi pariwisata Kota Bandung. Terlebih Kota Bandung sangat bergantung pada sektor jasa pariwisata. Ia juga membebaskan untuk melakukan penanganan sampah sesuai dengan cara masing-masing dan yang dirasa cocok untuk lingkungan.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Saung Angklung Udjo, Satria Yanuar Akbar mengatakan, Saung Angklung Udjo sudah mengelola 7 ton sampah secara mandiri. Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya membuka wisata pengolahan sampah untuk anak-anak sebagai sarana edukasi. Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Octopus (anak perusahaan Danone) untuk mengolah sampah anorganik di Cibeunying Kidul. Sistemnya serupa dengan Bank Sampah.

Selain itu, Bidang Keanggotaan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar, Iwan Siwadimadja menuturkan, sejak 3 bulan lalu PHRI sudah melakukan penyuluhan sampah ke hotel-hotel dan restoran di Kota Bandung. 

Ia mengungkapkan, sekitar awal September, sampah organik yang dipilah sudah mulai diangkut oleh UPT Pengelolaan Sampah. Kemudian disalurkan kepada pengolah maggot. Ia juga menyebutkan beberapa hotel yang sudah 100 persen menyelesaikan sampah di tempatnya adalah El Royal, Grand Cokro, dan Hotel Malaka.