<p>Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi saat mencoba fasilitas serba digital di Kantor Cabang Bank Mandiri Menara Astra. / Facebook @bankmandiri</p>
Industri

Masih Dikaji Ulang, Aksi Korporasi Bank Mandiri Kemungkinan Ditunda 2021

  • JAKARTA – Direktur Treasury, International Banking, and Special Asset Management PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Darmawan Juanedi mengungkapkan tahun ini pihaknya belum mempertimbangkan aksi korporasi perseroan. “Terkait dengan kondisi pandemi COVID-19, pengaruhnya memang cukup signifikan. Pada tahun ini, kami belum mempertimbangkan pilihan ekspansi atau coporate action secara organik,” ungkapnya dalam konferensi daring, Rabu, 19 Agustus […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Direktur Treasury, International Banking, and Special Asset Management PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Darmawan Juanedi mengungkapkan tahun ini pihaknya belum mempertimbangkan aksi korporasi perseroan.

“Terkait dengan kondisi pandemi COVID-19, pengaruhnya memang cukup signifikan. Pada tahun ini, kami belum mempertimbangkan pilihan ekspansi atau coporate action secara organik,” ungkapnya dalam konferensi daring, Rabu, 19 Agustus 2020.

Saat ini, lanjutnya, Bank Mandiri lebih fokus bagaimana perseroan bisa bertahan. Menurutnya, fokus existing portofolio diperlukan dengan melihat secara selektif opportunity yang tumbuh.

“Kami pun terus bekerja sama dengan nasabah dan senantiasa mendukung  program pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi,” tambahnya.

Diketahui, pada tahun ini Bank Mandiri telah menyelesaikan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II tahap I dengan total dana Rp1 triliun. Darmawan mengatakan, penerbitan obligasi ini merupakan inisiatif strategis untuk memperkuat struktur funding perusahaan dalam mendukung rencana ekspansi bisnis ke depan. 

PUB II tahap I tersebut diterbitkan dalam dua seri, yakni Seri A yang berjangka waktu 5 tahun, dan Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan kisaran kupon masing-masing sebesar 7,50% – 8,60% dan 8,30% – 9,40%.

Namun, dengan kondisi likuiditas perseroan yang baik, ujarnya, Bank Mandiri masih mengkaji apakah PUB II tahap II akan dilakukan. “Kami masih mengkaji rencana tersebut, tetapi kemungkinan besar akan kami tunda untuk 2021,” tegasnya.

Semester I 2020, Bank Mandiri mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp9,8 triliun pada semester I-2020. Laba tersebut turun 23,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp12,8 triliun.

Peningkatan Tipis

Namun, pendapatan bank pelat merah ini masih mengalami peningkatan meski tipis 0,5% dari Rp37,1 triliun per Juni 2019 menjadi Rp37,3 triliun per Juni 2020. Pendapatan tersebut diikuti oleh beban bunga dan beban syariah, meningkat 3,1% menjadi Rp12,2 triliun per semester I 2020. Pada periode yang sama tahun 2019, beban bunga dan beban syariah sebesar Rp12,6 triliun.

Meskipun demikian, penyaluran kredit Bank Mandiri masih tumbuh meski di tengah pandemi COVID-19. Hal ini terlihat dari laju penyaluran kredit konsolidasi yang meningkat 4,38% secara year-on-year (yoy)  menjadi Rp871,7 triliun pada paruh pertama tahun ini.

Dari capaian tersebut secara bank only, laju penyaluran kredit produktif perseroan mencapai 4,23% (yoy) menjadi Rp585,3 triliun. Adapun rinciannya, terdiri atas kredit modal kerja Rp306,4 triliun dan kredit investasi Rp279,0 triliun. Di sisi lain, kredit konsumsi juga tumbuh 3,56% (yoy) menjadi Rp169,5 triliun.

Bank Mandiri juga membangun pencadangan untuk memastikan terjaganya kualitas aset. Per Juni 2020, rasio coverage CKPN konsolidasi berada di kisaran 195,5%. Meski pencadangan meningkat, likuiditas perseroan masih berada pada level yang aman dan dapat mendukung skenario ekspansi perseroan. Hal ini didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi yang mencapai 15,82% (yoy) sebesar Rp976,6 triliun dengan komposisi dana murah atau CASA mencapai 61,9%.

Pada periode ini, aset perseroan pun meningkat 9,1% (yoy) sebesar Rp1.359,4 triliun dibandingkan aset per Juni 2019 sebesar Rp1,235 triliun.