<p>Gedung Waskita Heritage dikawasan MT Haryono, Jakarta Selatan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Masih Jauh dari Target, Realisasi Capex Waskita Karya Cuma Rp2,58 Triliun

  • Badan usaha milik negara (BUMN) konstruksi, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melaporkan realisasi belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp2,58 triliun hingga akhir Agustus 2021.
Korporasi
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Badan usaha milik negara (BUMN) konstruksi, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melaporkan realisasi belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp2,58 triliun hingga akhir Agustus 2021.

“Realisasi capex tersebut setara 46,14 persen dari target perseroan hingga akhir tahun yang sebesar Rp5,6 triliun,” ungkap Taufik Hendra Kusuma dalam Public Expose, beberapa waktu yang lalu.

Ia bilang, anggaran tersebut digunakan untuk pengembangan bisnis perseroan dan anak usaha Waskita secara keseluruhan. Diketahui, pada kuartal akhir tahun ini, Waskita akan melakukan refocusing bisnis yang lebih mengarah ke jasa konstruksi.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama Waskita Destiawan Soewardjono dalam kesempatan yang sama. “Sebelumnya, perseroan lebih banyak mengerjakan proyek pengembangan bisnis jalan tol. Ke depan, Waskita Karya akan mengurangi proyek jalan tol,” ujarnya.

Ia bilang, perseroan akan fokus mendapatkan proyek-proyek konstruksi konvensional, baik di dalam maupun di luar negeri.

Saat ini, lanjutnya, Waskita Karya tengah mengikuti tender atas 16 proyek dengan total mencapai Rp15 Triliun. Kendati tak menjelaskan secara detail, proyek ini berupa EPC serta infrastruktur dari pemerintah.

Adapun refocusing melalui pengurangan proyek jalan tol ini terlihat dari aksi divestasi alias penjualan ruas jalan tol yang gencar dilakukan oleh perseroan.

Sementara itu, untuk perolehan kontrak baru, Waskita telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp11,42 triliun per September 2021. Jumlah itu setara 55,7% dari target yang ditetapkan tahun ini, yakni Rp20,5 triliun.

Capaian kontrak ini didukung oleh anak usaha yang mencapai 65,7%. Berikutnya, proyek pemerintah menyumbang 26,95%, BUMN 4,71%, dan lain-lain sebesar 2,64%.

Sementara berdasarkan jenis, proyek jalan dan jembatan menyumbang kontribusi terbesar, yakni 57,5%. Disusul proyek gedung 14,5%, infrastruktur sumber daya air 12%, proyek dari anak usaha 10,6%, EPC 4,5%, dan sisanya proyek properti dan infrastruktur lainnya.