<p>Produk Batu Bara milik PT Timah Tbk / Dok. PT Timah Tbk</p>
Dunia

Masih Krisis Listrik, China Perlu Relaksasi Impor dan Lanjutkan Pertambangan Batu Bara

  • Bank Morgan Stanley merekomendasikan China untuk melanjutkan pertambangan dan relaksasi pembatasan impor agar dapat lepas dari krisis listrik yang sedang melanda.

Dunia

Reza Pahlevi

JAKARTA – Bank Morgan Stanley merekomendasikan China untuk melakukan rilis suplai batu bara dengan cara melanjutkan pertambangan dan relaksasi pembatasan impor agar dapat lepas dari krisis listrik yang sedang melanda. 

Selain itu, China juga perlu melakukan kontrol terhadap harga. Morgan Stanley sendiri memprediksi harga tetap berada di atas 1.000 yuan Cina per ton sebelum terkoreksi pada Hari Raya Imlek.

Morgan Stanley menganggap langkah Cina untuk melakukan penjatahan energi ini itu memiliki dua tujuan. Pertama, penjatahan ini untuk mengontrol emisi karbon dan intensitas daya bagi pemerintah lokal, terutama menjelang penilaian kinerja kuartal III-2021.

“Kedua, penjatahan dilakukan untuk memprioritaskan pasokan batu bara untuk keperluan penghangatan musim dingin,” tulis analis Morgan Stanley dalam risetnya, dikutip Jumat, 1 Oktober 2021.

Saat ini, pelanggan hulu dilihat sedang menunggu pembelian batu bara karena menunggu harga turun terlebih dahulu. Harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) sendiri sudah mencapai US$217 per ton pada perdagangan Kamis, 30 September 2021.

Data Morgan Stanley menunjukkan inventori batu bara kini bertahan untuk 14 hari, jauh di bawah rata-rata 18-20 hari. Beberapa daerah bahkan dilaporkan hanya memiliki pasokan batu bara di bawah seminggu.

Krisis listrik di Cina ini bahkan sudah berdampak terhadap pabrik-pabrik yang harus sempat berhenti beroperasi atau mencari sumber energi alternatif seperti generator diesel. 

Ini juga menjadi krisis listrik terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Krisis terutama dirasakan di tiga provinsi, yaitu Liaoning, Heilongjiang dan Jilin, yang menampung hampir 100 juta orang.

Pemerintah Cina mengatakan prioritasnya adalah untuk menjamin pasokan listrik dan pemanas rumah tangga selama musim dingin, karena perusahaan energi milik negara Sinopec berjanji untuk meningkatkan impor gas alam cair.

Harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) saat ini sendiri sudah menyentuh US$217 per ton pada Kamis, 30 September 2021. Harga batu bara US$217 per ton itu meningkat 3,41% dibandingkan dengan harga perdagangan hari sebelumnya.

Dalam sebulan terakhir, harga batu bara memang dalam tren bullish melonjak 23,76%. Sejak akhir tahun, harga bahkan meroket 163,35% (year-to-date/ytd). Ini membuat batu bara menjadi komoditas dengan kenaikan harga tertinggi tahun ini.