Masih Menguji Level Resistance di US$25.000, Inilah Proyeksi Kripto Bitcoin untuk Maret 2023
- Menurut Panji, investor aset kripto tampaknya semakin optimis bahwa fase crypto winter yang terjadi pada tahun 2022 sudah mulai memudar.
Pasar Modal
JAKARTA - Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan bahwa aset kripto Bitcoin pada bulan Maret 2023 masih menguji level resistance di kisaran US$25.000 atau setara dengan Rp381,82 juta dalam asumsi kurs Rp15.273 per-dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut Panji, investor aset kripto tampaknya semakin optimis bahwa fase crypto winter yang terjadi pada tahun 2022 sudah mulai memudar.
Hal tersebut terindikasi dari Bitcoin dan mayoritas altcoin lainnya yang mengalami kenaikan cukup signifikan sejak awal tahun hingga Februari.
- Bukan Waralaba Jepang, HokBen Ternyata Berasal dari Kebon Kacang
- Eksperimen 4 Hari Kerja di Inggris Tuai Hasil Menggembirakan
- Elon Musk Kembali Terdepak Setelah Dua Hari Jadi Orang Terkaya Dunia
Menurut data Coin Market Cap, Bitcoin (BTC) mengalami peningkatan 42,04% sejak awal tahun hingga akhir Februari, tepatnya dari US$16.557 (Rp252,87 juta) ke US$23.519 (Rp359,2 juta).
Walaupun Februari terpandang sebagai momentum yang positif untuk Bitcoin dan aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar lainnya, tim riset dari Ajaib Kripto memproyeksikan Bitcoin akan cenderung mendatar pada Maret 2023.
"Kami melihat, potensi pasar aset kripto di bulan Maret ini cenderung mendatar (sideways) dengan mempertimbangkan sentimen yang beragam. Secara teknikal, Bitcoin berpotensi akan kembali menguji level resistance di kisaran US$25.000 (Rp381,82 juta," ujar Panji melalui keterangan tertulis yang diterima TrenAsia, Jumat, 3 Maret 2023.
Panji mengatakan, untuk mempertahankan momentum bullish, Bitcoin harus mampu bertahan di area support di kisaran US$21.000 (Rp320,7 juta).
Investor pun diharapkan dapat terus mengikuti informasi mengenai perkembangan pasar karena aset kripto adalah instrumen investasi dengan volatilitas dan risiko yang tinggi.
Panji menambahkan, saat ini sentimen positif untuk pasar kripto berasal dari langkah pemerintah Tiongkok yang meluncurkan National Blockchain Research Centre di Beijing.
Sementara itu, Hong Kong juga telah merelaksasi peraturan perdagangan aset kripto. Meningkatnya minat dan penerapan teknologi kecerdasan buatan pun dikatakan Panji dapat menjadi sentimen positif untuk kripto.
"Investor aset kripto juga dapat mencermati beberapa perkembangan ekosistem seperti peningkatan jaringan aset kripto seperti Ethereum. Shanghai Upgrade Ethereum yang akan datang memungkinkan investor untuk menarik ETH yang telah mereka staking untuk pertama kalinya," kata Panji.
Selain itu, Polygon juga dikabarkan akan meluncurkan teknologi Zero-Knowledge Ethereum Virtual Machine di bulan Maret setelah melalui rangkaian uji coba.
Peluncuran ini diharapkan akan memudahkan developer dalam membangun dan mengintegrasikan aplikasi berbasis Web3 di jaringan Polygon, namun tetap bisa kompatibel dengan blockchain Ethereum.
- 6 Fakta Horor Percakapan Uji Coba Chatbot AI Bing, Meresahkan!
- 5 Cara Membuat Rumah Anda jadi Tempat yang Aman untuk Masa Tua
- Cara Download Video Viral TikTok Langsung di Aplikasinya, Tanpa Login atau Daftar Akun!
"Terlepas dari sentimen positif, investor aset kripto patut mencermati sentimen yang membatasi pergerakan harga aset kripto, seperti data ekonomi AS dan rencana The Fed yang berpotensi kembali menaikkan suku bunga di bulan Maret," tutur Panji.
Investor pun diimbau oleh Panji untuk mencermati arah kebijakan dari setiap negara yang telah direkomendasikan oleh International Monetary Fund (IMD) untuk menerapkan aturan dan Undang-Undang pajak aset kripto, perlindungan terhadap aliran dana, serta tidak mengadopsi kripto sebagai alat pembayaran yang sah.