Masih Minum Air Aqua dan Susu SGM, Yakin Mau Boikot Produk Prancis?
Seruan boikot produk Prancis tersebut berawal dari pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menghina dan Nabi Muhammad SAW dan Islam. Hal ini membuat warga muslim dunia marah, termasuk di Indonesia.
Nasional & Dunia
JAKARTA – Seruan untuk melakukan boikot produk Prancis di Indonesia kian deras, termasuk produsen makanan dan minuman Danone. Dengan adanya seruan tersebut, produk-produk Danone seperti air minum kemasan Aqua terancam tak laku di pasar Indonesia.
Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan, pihaknya tidak memiliki keterkaitan terhadap pandangan politik suatu negara, termasuk Prancis. Ia juga mengapresiasi sikap Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang tidak ikut serta memboikot produk-produk Prancis.
Arif menyatakan bahwa produk-produk Danone seperti susu SGM dan air mineral dalam kemasan Aqua merupakan produk-produk yang dikembangkan dan diproduksi di Indonesia. Bahkan mayoritas tenaga kerjanya pun berasal dari Indonesia.
“SGM sudah hadir sejak 1965. Aqua juga hadir sejak 1973 di Indonesia dan telah menjadi kepercayaan banyak konsumen sampai sekarang,” ujarnya saat dikonfirmasi TrenAsia.com, Selasa 3 November 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Ia juga tampaknya tidak meresahkan atas adanya seruan pemboikotan produk-produk Prancis. Bahkan Arif menegaskan tetap melanjutkan memproduksi produk-produk Danone guna melayani kebutuhan nutrisi dan hidrasi Tanah Air.
“Kami akan tetap melanjutkan komitmen kami untuk melayani kebutuhan nutrisi dan hidrasi sehat melalui jutaan pedagang yang menjual produk kami di Indonesia dan disiapkan oleh hampir dari 15.000 karyawan kami di seluruh Indonesia,” tukasnya.
Boikot Produk Prancis
Seruan tersebut berawal dari pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menghina dan Nabi Muhammad SAW dan Islam. Hal ini membuat warga muslim dunia marah, termasuk di Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa Indonesia mengecam keras pernyataan Macron tersebut. Jokowi menilai ujaran Macron telah melukai perasaan umat Islam di dunia dan bisa memecah belah persatuan antarumat beragama di dunia.
Menurutnya, kebebasan berekspresi yang mencederai kehormatan, kesucian, serta kesakralan nilai-nilai dan simbol agama sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan.
“Mengaitkan agama dengan tindakan terorisme adalah sebuah kesalahan besar. Terorisme adalah terorisme, teroris adalah teroris. Terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apapun,” kata Jokowi dalam keterangan pers, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara resmi menyerukan boikot atas produk-produk Prancis. Hal ini sebagai respons protes pernyataan Macron.
“MUI menyatakan sikap dan mengimbau kepada Ummat Islam Indonesia dan dunia untuk memboikot semua produk yang berasal dari negara Prancis,” demikian salah satu pernyataan dalam surat yang ditandatangani Wakil Ketua Umum MUI, Muhyiddin Junaidi dan Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abbas. (SKO)