<p>Karyawan menghitung mata uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Masih Terdampak Prospek Kenaikan Suku Bunga The Fed, Rupiah Melemah 54 Poin

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 19 Juni 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 54 poin di posisi Rp14.994 per-dolar AS.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Nilai kurs rupiah ditutup melemah 54 poin pada perdagangan hari ini karena masih terdampak oleh prospek kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) tahun ini.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 19 Juni 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 54 poin di posisi Rp14.994 per-dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, Jumat, 16 Juni 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 14 poin di level Rp14.950 per-dolar AS.

Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, dolar AS menguat pada perdagangan hari ini karena para pelaku pasar masih mencerna dampak dari keputusan The Fed pada pekan lalu, termasuk komentar Gubernur The Fed Jerome Powell yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Pada pertemuan pekan lalu, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga di level 5%-5,25% seperti ekspektasi pelaku pasar.

Akan tetapi, Powell pun mengisyaratkan bahwa pihaknya masih berpotensi melakukan pengerekan suku bunga hingga dua kali di tahun ini untuk meredam inflasi yang belum mencapai target bank sentral.

Menurut data CME FedWatchTool yang diakses hari ini pada pukul 15.20 WIB, 74,4% pelaku pasar memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%-5,5% pada pertemuan Juli 2023, sedangkan 25,6% lainnya memprediksi bank sentral AS akan menahan lagi suku bunganya di posisi 5%-5,25%.

"Dengan mengingat hal ini, data di pasar perumahan AS serta klaim pengangguran dan neraca berjalan akan dipelajari dengan cermat di minggu ini," kata Ibrahim dikutip dari riset harian, Senin, 19 Juni 2023.

Sementara The Fed menahan suku bunganya, bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan pekan lalu sementara Bank of Japan melanjutkan sikap dovish-nya dengan menahan suku bunga seperti halnya bank sentral AS.

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan besok, Selasa, 20 Juni 2023, nilai kurs rupiah berpotensi melemah di rentang Rp14.980-Rp15.060 per-dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, rupiah bisa menguat karena adanya sentimen positif dari dalam negeri, yakni rilis data neraca perdagangan Indonesia per-Mei 2023 yang mencatat surplus sebesar US$0,44 miliar dan melanjutkan tren yang berlangsung selama 37 bulan berturut-turut. Walaupun mencatatkan surplus, angkanya sendiri menurun dari catatan pada April 2023 sebesar US$3,94 miliar.

Surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar US$2,26 miliar, menurun dibandingkan dengan surplus nonmigas bulan sebelumnya sebesarUS$ 5,63 miliar.