<p>Gedung XL Axiata. / Xlaxiata.co.id</p>
Industri

Masih Untung dari Jualan Menara, Laba XL Axiata Meroket 2.600% Jadi Rp1,5 Triliun

  • Pada kuartal I-2020, laba XL mencapai Rp1,52 triliun, atau melesat 2.602% dari periode sama 2019 Rp57,19 miliar.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

Keuntungan dari penjualan dan sewa balik menara, masih menjadi andalan emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dalam meraup laba. Seperti pada kuartal I-2020, laba XL mencapai Rp1,52 triliun, atau melesat 2.602% dari periode sama 2019 Rp57,19 miliar.

Pada periode ini, XL meraup keuntungan dari penjualan dan sewa balik menara mencapai Rp1,62 triliun. Padahal, pada periode sama 2019, nilainya hanya mencapai Rp105,72 miliar.

Pos tersebut jelas mendorong profitabilitas perseroan, terlebih pendapatan XL hanya meningkat sebesar 9% dari Rp5,97 triliun menjadi Rp6,49 triliun.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, tiga bulan pertama setiap tahun selalu menjadi periode yang berat bagi operator. “Namun, momentum positif dari kinerja 2019 ditambah dengan proposisi produk yang inovatif, serta kualitas jaringan yang kuat, telah berhasil membawa kami mewujudkan kinerja yang tetap kuat dan berkelanjutan di triwulan 1 2020,” ujar Dian melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 11 Mei 2020.

Di luar kinerja keuangan, XL Axiata berhasil meningkatkan penetrasi penggunaan smartphone mencapai 86%. Keberhasilan tersebut turut mendorong kenaikan pendapatan data sebesar 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan saat ini pendapatan dari data berkontribusi sebesar 91% dari total pendapatan layanan (service revenue) perusahaan.

Di sisi lain, total trafik sepanjang triwulan 1 tersebut meningkat 41% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak memasuki masa anjuran bekerja dan belajar di rumah (WFH) di pertengahan Maret, seiring dengan merebaknya COVID-19, trafik data telah meningkat 15% dibandingkan periode sebelum WFH. Apalagi, XL Axiata meluncurkan program gratis 2GB per hari untuk membantu pelanggan dan masyarakat yang membutuhkan layanan data untuk membantu bekerja atau belajar dari rumah.

Sementara itu, total pelanggan XL Axiata di periode ini turun tipis menjadi 55,5 juta karena persaingan yang semakin ketat. Meski demikian, pendapatan rata-rata per pelanggan (ARPU) tetap stabil di 36.000, meningkat sebesar 6% dibandingkan dengan kuartal I-2019.

Emiten bersandi saham EXCL itu terus berinvestasi untuk memperluas dan meningkatkan kualitas jaringannya di seluruh Indonesia. Per akhir Maret 2020, XL Axiata memiliki lebih dari 133.000 BTS, meningkat 9% dbandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebanyak lebih dari 43.000 BTS di antaranya merupakan BTS 4G.

“Jaringan 4G XL Axiata kini telah hadir dan melayani pelanggan di 449 kota/kabupaten yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Meskipun pandemi COVID-19, instalasi jaringan terus berjalan sesuai rencana tanpa gangguan dan mayoritas diharapkan akan selesai sebelum Lebaran,” imbuh Dian.

Neraca perusahaan juga tetap sehat dengan saldo kas yang lebih tinggi setelah proses penjualan menara. Rasio utang bersih terhadap EBITDA juga ada di bawah 1 kali. Free Cash Flow (FCF) perusahaan juga dalam kondisi yang sehat menjadi Rp1,4 triliun, meskipun ada kenaikan pada komitmen untuk keperluan capex dan roll-out 2020.

Pada akhir Maret 2020, XL Axiata tidak memiliki utang dalam mata uang dolar AS, dengan komposisi 46% di antaranya berbunga floating dan masa jatuh tempo yang tidak bersamaan.

Pada perdagangan Senin, 11 Mei 2020, saham EXCL ditutup naik 0,84% sebesar 20 poin ke level Rp2.400 per lembar. Kapitalisasi pasar saham EXCL mencapai Rp25,69 triliun dengan imbal hasil negatif 18,09% dalam setahun terakhir. (SKO)