DPRD Solo melakukan sidak ke proyek Masjid Sriwedari tahun 2019 lalu. Hingga kini pembangunan masjid senilai Rp165 miliar itu belum kunjung rampung.
Nasional

Masjid Sriwedari Utang Rp86,5 Miliar ke WIKA, APBD Solo Mampu Bayar?

  • Opsi dana APBD Kota Solo kembali dijajaki menyusul seretnya pendanaan dari corporate social responsibility (CSR).

Nasional

Chrisna Chanis Cara

SOLO—Proyek Masjid Sriwedari di Kota Solo masih menyisakan utang sekitar Rp86,5 miliar ke PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WIKA) selaku pelaksana kegiatan. Utang tersebut membuat penyelesaian proyek yang tinggal 15% molor selama tiga tahun. Opsi dana APBD Kota Solo kembali dijajaki menyusul seretnya pendanaan dari corporate social responsibility (CSR). 

Ketua Komisi I DPRD Kota Solo, Suharsono, mengatakan masalah pendanaan Masjid Sriwedari hingga kini masih menjadi perhatian. Menurut Suharsono, penyelesaian utang pada WIKA perlu menjadi fokus agar proyek Masjid Sriwedari dapat kembali berlangsung. “Awalnya memang diharapkan ada dari CSR. Namun setahun terakhir setahu saya belum ada sama sekali dana yang masuk,” ujar Suharsono kepada TrenAsia beberapa waktu lalu. 

Politikus PDI Perjuangan (PDIP) itu mengatakan sempat ada rencana memasukkan biaya pembangunan Masjid Sriwedari di APBD Kota Solo 2023. Namun hal tersebut urung dilakukan. Postur APBD Solo tak memungkinkan setelah dana alokasi umum (DAU) untuk Solo berkurang sekitar Rp90 miliar. APBD kemudian hanya mengalokasikan Rp200 juta untuk penataan kawasan Sriwedari secara umum. “Untuk bersih-bersih kawasan Sriwedari,” ujar lelaki yang juga anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Solo ini. 

Pihaknya membuka peluang untuk mengusulkan pembiayaan Masjid Sriwedari masuk dalam APBD 2024. Apalagi Fraksi PDIP telah berkomitmen memperjuangkan penganggaran Masjid Sriwedari melalui APBD setelah keluarnya putusan Mahkamah Agung (MA). 

Keputusan MA yang membatalkan surat perintah sita eksekusi lahan Sriwedari pada akhir 2022 menjadi landasan kuat untuk menata kawasan Sriwedari. “Komitmen kami memang ke sana (bantuan dana APBD). Namun hingga kini kami belum menerima permintaan resmi dari panita pembangunan masjid. Saran kami panitia mengajukan permohonan tertulis supaya ada landasan untuk penganggarannya,” ujar Suharsono.

Ketua Panitia Pembangunan Masjid Sriwedari, Achmad Purnomo, mengaku berharap APBD Kota Solo bisa ikut menyokong pembangunan masjid. Menurut Purnomo, Ketua DPRD Solo, Budi Prasetyo, sempat mengatakan padanya bahwa akan memperjuangkan anggaran penyelesaian Masjid Sriwedari di APBD. “Namun kapan dan nominalnya kami enggak ngerti,” ujar mantan Wakil Wali Kota Solo itu. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, sempat menyatakan bakal menuntaskan proyek Masjid Sriwedari dengan CSR. 

Sebagai informasi, Masjid Sriwedari mulai dibangun pertengahan 2018 dengan target penyelesaian pekerjaan dua tahun atau selesai sekitar 2020. Proyek tersebut direncanakan menelan dana hingga Rp165 miliar. Hingga akhir 2022, panitia pembangunan masjid diketahui baru membayar Rp54 miliar pada WIKA. Padahal volume pekerjaan yang sudah diselesaikan mencapai 85% atau sekitar Rp140 miliar.

Adapun sisa 15% pekerjaan diperkirakan memerlukan dana sekitar Rp24-25 miliar. Pada Agustus 2022, WIKA memutuskan menarik sejumlah bahan bangunan karena panitia masjid belum menyelesaikan kewajiban pembayaran. Praktis tak ada kelanjutan pembangunan fisik yang berarti setahun terakhir.

Saldo utang Yayasan Masjid Sriwedari Surakarta ke Wijaya Karya sendiri tidak bergerak. Yakni sebesar Rp86,49 miliar per 31 Desember 2021 dan masih di angka yang sama pada akhir tahun 2022.