Masuk Bisnis Infrastruktur Bangun Bandara dan Tol, Gudang Garam Siapkan Rp13 Triliun
Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memasuki bisnis sektor infrastruktur dengan mendirikan usaha untuk pembangunan bandar udara dan jalan tol. Tidak tanggung-tanggung, emiten rokok milik konglomerat paling kaya di Jawa Timur, Susilo Wonowidjojo itu menyiapkan dana Rp13 triliun.
Industri
JAKARTA – Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memasuki bisnis sektor infrastruktur dengan mendirikan usaha untuk pembangunan bandar udara dan jalan tol. Tidak tanggung-tanggung, emiten rokok milik konglomerat paling kaya di Jawa Timur, Susilo Wonowidjojo itu menyiapkan dana Rp13 triliun.
Dana itu disiapkan untuk membangun Bandara Dhoho Kediri, Jawa Timur, sekira Rp9 triliun. Sisanya sebesar Rp4 triliun disiapkan untuk pembangunan infrastruktur jalan tol.
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- Cegah Ledakan Kasus COVID-19, Pemerintah Geser dan Hapus Hari Libur Nasional Ini
- Penyaluran KPR FLPP: BTN Terbesar, Tiga Bank Daerah Terbaik
Emiten bersandi saham GGRM itu kembali menambah modal pada entitas usahanya PT Surya Kerta Agung (SKA). Perusahaan ini bergerak dalam bidang konstruksi yang berkedudukan di Kediri, Jawa Timur.
Sekretaris Peruasahaan Gudang Garam Heru Budiman menerangkan, modal Rp1 triliun ini dipecah menjadi dua. Pertama, untuk modal dasar Rp500 miliar. Kedua, untuk modal ditempatkan dan disetor Rp500 miliar.
Total Modal Tol Rp4 Triliun
Dengan adanya penambahan modal baru itu, maka modal dasar SKA saat ini menjadi Rp3 triliun. Sementara modal ditempatkan dan disetor perseroan menjadi Rp1 triliun.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Penambahan modal tersebut dilakukan Gudang Garam bersama anak usahanya yang lain, yakni PT Suryaduta Investama. Gudang Garam menggenggam mayoritas saham SKA dengan total kepemilikan 99,9% atau Rp999,99 miliar. Suryaduta Investama memiliki saham sebanyak 1 saham atau setara dengan Rp1 juta.
“Penambahan modal dasar dan modal ditempatkan dan disetor pada SKA dimaksudkan untuk mendukung rencana pelaksanaan proyek-proyek dalam bidang usaha SKA,” ungkap Heru dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 25 November 2020.
Sayangnya, pihak manajemen tidak menjelaskan secara terperinci tujuan dari penambahan modal tersebut. Namun yang pasti, pada pertengahan November lalu, Gudang Garam dikabarkan telah membangun satu unit usaha baru bernama PT Surya Kertaagung Toll (SKT).
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Perusahaan ini berada di bawah naungan SKA yang merupakan anak usaha GGRM. Hubungan afiliasi itu ditandai dengan kepemilikan 499.999 atau 99,9% saham SKA oleh GGRM.
Dalam pelaksanaannya, modal dasar yang dibutuhkan SKT senilai Rp1,2 triliun. Sementara modal ditempatkan dan disetor perseroan senilai Rp300 miliar atau 300.000 saham dengan nominal Rp1 juta per lembar.
“SKA mengambil bagian saham sebanyak 299.999 saham atau setara Rp299,99 miliar,” pungkas Heru. Sementara Heru sendiri memiliki 1 lembar saham SKT atau Rp1 juta. (SKO)