Sanghai sebagai salah satu kota yang menerapkan konsep Kota Spons (Foto: Biro Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sanghai)
Nasional

Masuk Dalam Blueprint Proyek IKN, Apa Itu Kota Spons?

  • Beberapa kota di dunia utamanya di China telah mengadopsi konsep kota spons dalam wilayahnya. Di luar China, ada Auckland, Nairobi, Singapura, Mumbai, New York City, dan London.

Nasional

Khafidz Abdulah Budianto

JAKARTA - Konsep pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara kian lengkap dengan diterapkannya sponge city (kota spons). Konsep tersebut tercantum dalam blueprint pembangunan IKN. Konsep tersebut untuk mengembalikan siklus alami air usai adanya pembangunan. 

Konsep kota spons memberikan manfaat ketersediaan air dan pelestarian ekologi. Lantas apa maksud dari konsep kota spons tersebut? Kota spons merupakan konsep pengelolaan air perkotaan yang inovatif dan berkelanjutan. 

Ide dasarnya adalah mengubah kota menjadi seperti spons yang mampu menyerap, menyimpan, dan mengelola air hujan secara efektif, dikutip dari laman Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kamis 12 Oktober 2023.

Kota spons digunakan untuk menggambarkan kawasan perkotaan dengan kawasan alam yang melimpah seperti pepohonan, danau, dan taman atau rancangan lainnya yang dimaksudkan untuk menyerap hujan serta mencegah banjir seperti. Konsep kota ini berasal dari Negeri Tirai Bambu pada tahun 2000 oleh arsitek bernama Kongjian Yu.

Kota spons lahir dari negeri tersebut dilatarbelakangi permasalahan banjir yang kerap melanda. Perubahan iklim dan cuaca dan pembangunan yang cepat di negeri tersebut tidak diimbangi dukungan drainase sehingga menimbulkan banjir yang tidak terkendali. 

Oleh karenanya, tujuan kota spons sejalan dengan permasalahan tersebut untuk mengurangi risiko banjir, meningkatkan kualitas air, serta perilaku bijaksana dalam penggunaan SDA di kota.

Komponen utama kota spons meliputi infrastruktur hijau seperti taman kota, atap hijau, dan lahan basah. Komponen itu penting sebab konsep kota spons akan melimitasi air hujan sehingga terserap ke dalam tanah melalui media yang telah disebutkan. Infrastruktur inilah yang nantinya akan dibangun di IKN sebagai bentuk adopsi kota spons.

Selanjutnya yaitu sistem drainase perkotaan yang diperlukan dengan penggunaan kolam retensi, jaringan pipa, dan penggunaan teknologi canggih untuk mengumpulkan, menyaring, dan memanfaatkan air hujan. 

Beberapa kota di dunia utamanya di China telah mengadopsi konsep kota spons dalam wilayahnya. Di luar China, ada Auckland, Nairobi, Singapura, Mumbai, New York City, dan London. Khusus Auckland mendapat julukan sebagai kota paling spons daripada kota lain yang menerapkan konsep serupa.

Dalam upaya mewujudkan kota tersebut di IKN, Otoritas IKN menggandeng sebuah lembaga riset bidang pengelolaan air dan lingukungan Deltares dari Negeri Kincir Angin. Lembaga itu akan membantu IKN untuk mewujudkan kota spons yang mampu mengelola air untuk disimpan dan dialirkan sesuai dengan kebutuhan. 

Konsep kota spons akan dipadukan bersama sederet konsep kota lainnya seperti smart city, forest city hingga kota kompleks yang akan diwujudkan di IKN. Keberadaannya telah masuk dalam blueprint pembangunan IKN.