Prajogo Pangestu Bos Barito Pacific
Korporasi

Masuk Indeks FTSE, Saham BREN Langsung Gusur Market Cap BBCA

  • Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) berhasil menggeser kapitalisasi pasar (market cap) PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Pergerakan emiten Prajogo Pangestu itu didorong oleh pengumuman bahwa perusahaan telah resmi masuk ke dalam indeks Financial Times Stock Exchange Large Cap.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) berhasil menggeser kapitalisasi pasar (market cap) PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Pergerakan emiten Prajogo Pangestu itu didorong oleh pengumuman bahwa perusahaan telah resmi masuk ke dalam indeks Financial Times Stock Exchange Large Cap.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Senin, 26 Agustus 2024, pukul 11:44 WIB, saham BREN terpantau melesat 2,60% ke level Rp9.700 per saham. Alhasil, market cap perseroan berada di angka 1.279 triliun. 

Sementara itu, saham BBCA pada waktu yang sama terpantau bergerak stagnan di level Rp10.325 per saham. Mengacu harga tersebut, maka market cap emiten perbankan swast di angka Rp1.260 triliun. 

Dengan demikian, BREN yang bergerak di bidang energi baru terbarukan berhasil meraih keunggulan market cap hampir Rp20 triliun dibandingkan BBCA, menjadikannya sebagai emiten dengan market cap terbesar di Bursa Efek Indonesia.

Sebelumnya dalam pengumuman resmis FTSE Global menyebutkan bahwa saham BREN dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan masuk dalam FTSE Global Equity Series dengan target mulai berlaku pada 23 September 2024. 

Dua saham ini masuk dalam kategori emiten dengan kapitalisasi besar (large cap). Indeks FTSE alah satu indeks pasar saham yang paling terkenal di dunia, yang mencerminkan kinerja saham-saham perusahaan besar yang terdaftar di Bursa Efek London.

Indeks FTSE sering dianggap sebagai indikator kesehatan ekonomi Inggris. Pergerakan indeks dapat memberikan gambaran tentang tren ekonomi, membantu investor membuat keputusan investasi yang lebih baik.

Secara keseluruhan, saham-saham dalam indeks FTSE menawarkan berbagai keunggulan yang menarik bagi investor, baik lokal maupun internasional, dalam membangun portofolio yang kuat dan beragam.

Saham-saham lain yang termasuk dalam perhitungan FTSE Global Equity untuk kategori kapitalisasi pasar menengah (mid cap) adalah CPIN, GOTO, KLBF, dan UNTR. Sedangkan saham ADMR, AALI, ARTO, CMRY, dan SILO termasuk dalam kategori emiten dengan kapitalisasi pasar kecil (small cap). Saham yang masuk dalam kategori mikro cap adalah ASRI, AALI AGRO, CASS, JTPE, MFIN, SPTO, TMAS, dan TOTL.

Namun, BREN masih dibayangi oleh pemeriksaan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait indikasi perdagangan semu atas transaksi sahamnya. BREN dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) termasuk dalam pemeriksaan tersebut.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyatakan bahwa OJK sedang menelaah hasil pemeriksaan untuk melihat apakah terdapat indikasi perdagangan semu atas transaksi saham BREN dan CUAN. 

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan apakah ada indikasi pelanggaran perundang-undangan pasar modal dan sektor jasa keuangan, yang akan diikuti oleh pemeriksaan bersama jika ditemukan pelanggaran.