<p>Warga beraktivitas saat banjir merendam pemukiman padat di dekat bantaran kali Ciliwung kawasan Kebun Pala, Jakarta Timur, Selasa 22 September 2020. Curah hujan tinggi dan tingginya debit air di bendung katulampa Bogor, membuat sejumlah pemukiman warga yang berada di bantaran Ciliwung wilayah Jakarta terendam banjir. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Masuk Musim Hujan, 8 Provinsi Ini Wajib Hati-Hati! BMKG Waspadai Potensi Bencana Alam

  • Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa delapan provinsi di Indonesia telah memasuki musim hujan akibat terjadi perubahan cuaca ekstrem.

Nasional

Daniel Deha

JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa delapan provinsi di Indonesia telah memasuki musim hujan akibat terjadi perubahan cuaca ekstrem.

Kedelapan wilayah tersebut meliputi Provinsi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Maluku.

Plt. Deputi Bidang Klimatologi Urip Haryoko dalam keterangan resmi mengatakan sejumlah wilayah yang telah memasuki awal musim hujan menunjukkan terjadinya peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Berdasarkan analisis curah hujan pada dasarian II September 2021, sebanyak 6,14% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan dan sebagian besar wilayah masih mengalami musim kemarau.

Hasil analisis BMKG menunjukkan pada dasarian III September 2021 wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (>150 mm/dasarian) meliputi sebagian Bengkulu, sebagian Kalimantan Utara, sebagian Sulawesi Utara.

Kemudian di sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan bagian utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.

"Mengacu pada hal tersebut di atas dan prediksi peluang hujan tinggi > 70 persen, maka perlu kewaspadaan terhadap dampak potensi curah hujan tinggi dan potensi cuaca ekstrem," kata Urip.

Curah Hujan Tinggi

Urip menambahkan, berdasarkan prakiraan peluang curah hujan dasarian (10 hari), terdapat indikasi potensi curah hujan tinggi hingga satu dasarian ke depan.

Curah hujan tinggi antara lain terjadi di Papua Barat (Kaimana), Papua (Asmat, Mimika, Nduga, Pegunungan Bintang, Yahukimo), Maluku (Buru), Papua Barat (Kaimana, Manokwari, Tambrauw, Sorong Selatan, Teluk Bintuni), Papua (Boven Digoel, Dogiyai, Nabire, Paniai, Puncak).

Kemudian curah hujan tinggi juga terjadi di Sumatera Barat (Pesisir Selatan), Bengkulu (Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Kaur, Lebong, Mukomuko, Seluma), Jambi (Bungo, Kerinci, Merangin), Sumatera Selatan (Kota Pagar Alam, Lahat, Muaraenim), danbSulawesi Barat (Mamasa, Mamuju).

Kemudian di Sulawesi Selatan (Enrekkang, Luwu Timur, Luwu Utara), Sulawesi Tengah (Banggai, Donggala, Tojo Una-Una, Morowali, Poso), Sulawesi Tenggara (Kolaka, Kolaka Utara), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow Utara), Gorontalo (Bone Bolango), Maluku (Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur), Papua Barat (Sorong), dan Papua (Mappi, Memberamo Raya, Puncak Jaya, Tolikara, Waropen, Yalimo).

Potensi Banjir

Selain curah hujan tinggi, BMKG juga merilis laporan mengenai prakiraan daerah potensi banjir yang bakal terjadi dalam waktu sepuluh hari ke depan.

Daerah-daerah tersebut tersebar mulai dari Provinsi Aceh, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Daerah Jawa dan Bali disebut tidak mengalami potensi banjir akibat hujan.

Namun sebagian wilayah di Indonesia disebut tidak mengalami hari tanpa hujan (HTH) dalam jangka waktu yang lama.

"Monitoring hari tanpa hujan berturut-turut (HTH) hingga pemutakhiran data 20 September 2021 menunjukkan HTH ekstrem panjang teramati terjadi di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan HTH terpanjang selama 169 hari terjadi di Oepoi, Nusa Tenggara Timur," terang Urip.

Potensi Kekeringan Ekstrem

Urip mengatakan mengacu pada monitoring kejadian HTH di atas dan prediksi peluang hujan kategori rendah (<20 mm/10 hari), terdapat indikasi adanya potensi kekeringan meteorologis pada beberapa daerah di Indonesia.

Beberapa daerah tersebut tersebar di Provinsi Bali, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

BMKG mengimbau masyarakat dapat lebih mewaspadai kejadian cuaca ekstrem seperti hujan es, hujan lebat dengan periode singkat, dan angin puting beliung dengan melakukan pemeriksaan sarana-prasarana dan lingkungan di sekitarnya. 

"Periode musim hujan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menambah luas tanam, melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk/danau yang berguna untuk periode musim kemarau yang akan datang," tambah Urip.

Dia juga berharap masyarakat terus mengikuti perkembangan terbaru mengenai perubahan cuaca melalui berbagai aset komunikasi yang dimiliki otoritas kebencanaaan.

"Masyarakat diharapkan terus memantau perkembangan iklim dan cuaca terkini melalui berbagai macam kanal informasi resmi dari BMKG," ungkapnya.*