Masyarakat Indonesia Kian Getol Order Makanan Online, Nilai Pesanan Rata-rata Rp60 Ribu
- Layanan pesan antar makanan daring atau online food delivery (OFD) masih menjadi pilihan masyarakat Indonesia dalam membeli makanan atau minuman di saat aktivitas telah kembali normal usai pandemi.
Nasional
JAKARTA - Layanan pesan antar makanan daring atau online food delivery (OFD) masih menjadi pilihan masyarakat Indonesia dalam membeli makanan atau minuman di saat aktivitas telah kembali normal usai pandemi. Hal tersebut tergambar dari berbagai survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga riset di dalam dan luar negeri.
Salah satunya survei milik Measurable AI, di mana lembaga riset global tersebut baru-baru ini merilis laporan bertajuk Asia Online Delivery Report: Food + Grocery. Measurable AI menganalisis tren pasar OFD selama empat tahun terakhir (2019-2022) di sembilan negara Asia yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Hongkong, Taiwan, India, Jepang, dan Indonesia.
Hasil risetnya menyatakan bahwa industri OFD terus menunjukan pertumbuhan positif di berbagai negara.
- Kenaikan PBB Selangit di Solo Batal, Siapa Paling Diuntungkan?
- Dunia Kini Tak Punya Lagi Kapal Selam Typhoon yang Perkasa
- Konstruksi Smelter Freeport Capai 54 Persen, Rampung Akhir 2023
“Pandemi telah membawa perubahan cepat dalam industri pengiriman makanan online, dan memberikan perubahan nyata dalam kebiasaan belanja konsumen. Melihat ke Asia saja, kumpulan data Measurable AI mengungkapkan bahwa permintaan konsumen untuk pengiriman makanan secara online telah meningkat secara konsisten selama pandemi dan memasuki pasca-pandemi,” ujar Measurable dalam laporannya seperti dikutip, Selasa (7 Februari 2023).
Selain permintaan terhadap layanan OFD tumbuh sejak tahun 2019, nilai rata-rata per-transaksi atau Average Order Value (AOV) juga meningkat di beberapa negara. Salah satunya Indonesia yang peningkatannya cukup tinggi, yaitu hampir 50%. Dari kisaran Rp 40.000 pada tahun 2019, naik menjadi Rp 60.000 di tahun 2022.
Analisis tersebut diperoleh Measurable AI dari data-data kwitansi elektronik (e-receipt) dari transaksi yang dilakukan oleh panel konsumen yang telah menyetujui untuk membagi datanya dengan Measurable. Data-data transaksi ini kemudian diolah untuk bisa memberikan gambaran mengenai tren dari OFD. Metode ini dianggap lebih kuat karena ditopang oleh data riil yang lebih akurat dibandingkan dengan riset yang menggunakan metode survei yang hanya mengandalkan ingatan dari responden.
Dari data transaksi yang dihimpun oleh Measurable AI, platform GoFood besutan Gojek unggul tipis dari GrabFood dalam penguasaan pangsa pasar atau market share di kalangan konsumen Indonesia.
Measurable AI juga memaparkan bahwa konsumen di Indonesia tergolong paling loyal terhadap platform OFD yang mereka gunakan jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Hanya terdapat 8% konsumen yang sering gonta-ganti platform OFD (GoFood dan GrabFood). Sedangkan sisanya konsisten menggunakan GoFood atau GrabFood saja.
Berbeda dengan Taiwan, Hongkong dan Jepang, dimana di negara-negara tersebut tingkat loyalitasnya terbilang paling rendah diantara sembilan negara yang dianalisis. Di Taiwan dan Hongkong misalnya, ada sebanyak 28% konsumen OFD di negara tersebut yang seringkali menggunakan platform berbeda-beda dalam memesan makanan.
Tren layanan pesan antar makanan online di Indonesia juga terlihat dari riset yang dilakukan oleh Populix, sebuah perusahaan penyedia layanan riset dan consumer insights dalam negeri. Sesuai dengan judulnya, Memahami Trend Makanan Dan Minuman Pada Gen Z & Milenial, Populix fokus melakukan riset pada dua generasi tersebut, Z dan milenial.
“Gen Z dan Milenial adalah dua kelompok generasi dengan jumlah paling besar, bukan hanya di Indonesia, namun juga di dunia saat ini. Kedua generasi ini adalah kelompok populasi yang paling banyak berkontribusi dalam kegiatan jual beli dan konsumsi dalam beberapa tahun terakhir dan untuk beberapa tahun ke depan,” kata Populix dalam risetnya tersebut.
Total ada sebanyak 3.138 orang menjadi responden yang terdiri dari 1.590 generasi Z dan 1.548 generasi milenial. Dari riset itu ditemukan bahwa Gen Z dan Milenial (57%) lebih sering membeli makanan dari luar dibanding memasak makanan sendiri atau makan apa yang tersedia di rumah. Baik Gen Z maupun Milenial melihat makanan sebagai kebutuhan primer dalam keseharian sehingga berpotensi menjadi penggerak utama pertumbuhan nilai transaksi OFD ke depannya.
Dalam satu pekan, Gen Z dan Milenial memesan makanan secara online bisa dua sampai tiga kali. Bahkan Gen Z memiliki kecenderungan membeli makanan online dalam frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan milenial. “Harga merupakan pertimbangan teratas untuk Gen Z dan Milenial, tapi dengan memperhatikan juga kualitas layanan dan tersedianya promo dari E-Commerce,” tulis Populix.
- 7 Cara Fantastis Penggunaan Baking Soda dan Cuka untuk Pecahkan Masalah Sehari-Hari
- 5 Rekomendasi Buku Pengembangan Diri yang Akan Mengubah Karier Anda
- Mulai Khawatir Krisis Penduduk, China Bolehkan Pasangan Belum Menikah Punya Anak
Ada tiga platform atau aplikasi bagi kalangan Gen Z dan Milenial dalam memesan kuliner online. Yaitu GoFood, GrabFood, dan Shopee Food. Dimana GoFood menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan oleh kedua generasi tersebut, yaitu mencapai 46%. Sementara GrabFood 32%, dan Shopee Food 22%.