Masyarakat Mulai Berbondong-bondong Menabung di Bank Digital
- Dari keempat bank digital ini, Krom Bank menonjol dengan pertumbuhan tertinggi berkat manajemen likuiditas yang kuat dan strategi inovasi yang efektif. Sementara itu, Bank Jago dan BCA Digital mampu memanfaatkan ekosistem digital yang terintegrasi. Bank Aladin Syariah, yang berfokus pada inklusi keuangan syariah, juga berhasil mencatat pertumbuhan DPK yang solid melalui kerja sama strategis dengan mitra-mitra lokal.
Perbankan
JAKARTA - Bank digital di Indonesia semakin menunjukkan performa gemilang, terutama dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK). Pertumbuhan DPK yang signifikan mencerminkan masyarakat yang tampak mulai berbondong-bondong untuk menabung di ekosistem bank digital.
Artikel ini akan mengulas kinerja empat bank digital, yakni PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Digital BCA (blu), dan PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI), yang mencatatkan lonjakan DPK hingga melebihi 30% pada kuartal III tahun 2024.
- Peran Tom Lembong Selamatkan BCA dari Krismon
- Tanpa Hentikan Impor Ilegal, Revisi Permendag 8 Tak Akan Ubah Nasib Sritex
- Adaro Siap Bagikan Dividen Tambahan Hingga Rp41 Triliun, Kabar Baik Bagi Investor
Pertumbuhan DPK Tertinggi: Krom Bank Mencatat Lonjakan 541%
PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) mencatatkan kenaikan DPK tertinggi, dengan peningkatan sebesar 541% sepanjang tahun 2024. Angka DPK Krom Bank melonjak dari Rp347,5 miliar pada akhir tahun 2023 menjadi Rp2,22 triliun di akhir kuartal III-2024. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan yang signifikan pada produk tabungan dan deposito.
Tabungan Krom Bank mengalami lonjakan hingga 596% year-to-date (ytd), meningkat dari Rp43,3 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp301,5 miliar.
Sementara itu, deposito Krom Bank juga naik sebesar 543% ytd, mencapai Rp1,92 triliun pada September 2024 dari sebelumnya Rp298,5 miliar.
Produk giro bank ini pun menunjukkan peningkatan meski lebih kecil, yakni sebesar 15,62%, dari Rp5,7 miliar pada Desember 2023 menjadi Rp6,7 miliar pada kuartal III-2024.
Menurut Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk, Anton Hermawan, kesuksesan Krom Bank dalam meraih pertumbuhan DPK yang signifikan ini tidak lepas dari manajemen likuiditas yang kuat dan strategi pertumbuhan yang matang.
“Kinerja kami hingga kuartal III-2024 didukung oleh pengelolaan likuiditas yang baik dan strategi pertumbuhan yang kokoh. Dengan fokus pada inovasi digital, kami terus berupaya meningkatkan daya saing serta kepercayaan nasabah dan pemegang saham,” ungkapnya melalui keterangan yang diterima TrenAsia, dikutip Rabu, 6 November 2024.
Bank Jago: Pertumbuhan DPK Sebesar 64,42%
Bank digital lainnya, PT Bank Jago Tbk. (ARTO), juga berhasil mencatat pertumbuhan DPK yang signifikan pada kuartal III-2024. Jumlah DPK Bank Jago mencapai Rp16,94 triliun, meningkat 64,42% year on year (yoy) dari Rp10,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini didukung oleh kenaikan pada current account and savings account (CASA) yang mencapai Rp9,6 triliun atau tumbuh 27,26% yoy.
Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, menyatakan bahwa pencapaian ini diperoleh melalui kolaborasi dengan berbagai ekosistem digital, termasuk GoTo dan platform reksadana online Bibit, yang terintegrasi dengan Aplikasi Jago.
Lebih dari 67% nasabah funding Bank Jago berasal dari mitra ekosistem, menunjukkan kekuatan model bisnis berbasis kolaborasi digital yang diusung oleh Bank Jago.
“Kami terus konsisten dalam berinovasi dan berkolaborasi untuk menghadirkan fitur-fitur yang relevan dan unik bagi nasabah. Ini adalah strategi kami untuk menjaga profitabilitas tanpa membakar modal yang besar,” kata Arief Harris Tandjung dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 6 November 2024.
BCA Digital (blu): Pertumbuhan DPK 38,84% dengan Fokus di Tabungan dan Deposito
Anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), yaitu PT Bank Digital BCA atau dikenal sebagai blu, juga mencatatkan pertumbuhan DPK yang signifikan pada kuartal III-2024. DPK blu tercatat sebesar Rp12,01 triliun, tumbuh 38,84% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp8,65 triliun.
Pertumbuhan DPK ini didukung oleh peningkatan signifikan pada giro blu yang tumbuh 960% yoy, mencapai Rp1,06 miliar pada kuartal III-2024. Tabungan blu juga menunjukkan kenaikan sebesar 66,32% yoy, mencapai Rp4,74 triliun. Sementara itu, produk deposito blu naik 8,95% yoy menjadi Rp6,21 triliun.
Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA Digital turut mengalami peningkatan sebesar 74,04% yoy, mencapai Rp704,86 miliar, yang mencerminkan stabilitas dan kepercayaan nasabah terhadap layanan BCA Digital. Laba yang dibukukan blu pada September 2024 mencapai Rp71,47 miliar, meningkat 529,69% dari Rp11,35 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
- Arcandra Tahar: Kebutuhan Minyak Dunia akan Terus Meningkat, Konsumsi Batu Bara Tetap Dominan
- Jadi Kepala Danantara, Inilah Profil Muliaman Hadad
- Petani Sukabumi Alih Profesi Jadi Konten Kreator, Program Pemerintah Gagal?
Bank Aladin Syariah: Kenaikan DPK Sebesar 83% Didukung Kolaborasi dengan Mitra
Bank digital berbasis syariah, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), juga berhasil mencatatkan pertumbuhan DPK yang kuat, sebesar 83% yoy pada kuartal III-2024. Total DPK Bank Aladin mencapai Rp5,2 triliun, naik dari posisi September 2023.
Bank Aladin Syariah juga mengalami peningkatan nasabah ritel sebesar 43% dibandingkan akhir tahun 2023, seiring upayanya dalam meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia.
Bank ini terus memperkuat kolaborasi dengan mitra-mitranya, seperti Alfa Group dan Taspen, yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan nasabah dan DPK.
Presiden Direktur Bank Aladin Syariah, Koko Tjatur Rachmadi, menyampaikan bahwa pihaknya fokus pada produk-produk yang dekat dengan kebutuhan masyarakat dan memiliki nilai-nilai syariah yang kuat.
“Dibandingkan dengan Desember 2023, nasabah ritel kami terus meningkat hingga mencapai 43%, hal ini menunjukan komitmen Bank Aladin Syariah yang secara konsisten terus meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia melalui kerja sama dengan mitra-mitranya antara lain dengan Alfa Group dan Taspen,” kata Koko lewat pernyataan tertulis, dikutip Rabu, 6 November 2024.
Perbandingan Kinerja DPK Empat Bank Digital
Berdasarkan analisis kinerja keempat bank digital di atas, berikut adalah perbandingan pertumbuhan DPK yang paling tinggi hingga yang terendah:
- Krom Bank (BBSI): Peningkatan DPK sebesar 541%, dari Rp347,5 miliar menjadi Rp2,22 triliun.
- Bank Jago (ARTO): Kenaikan DPK sebesar 64,42%, dari Rp10,3 triliun menjadi Rp16,94 triliun.
- Bank Aladin Syariah (BANK): Peningkatan DPK sebesar 83%, dengan total DPK mencapai Rp5,2 triliun.
- BCA Digital (blu): Pertumbuhan DPK sebesar 38,84%, mencapai Rp12,01 triliun.
Dari keempat bank digital ini, Krom Bank menonjol dengan pertumbuhan tertinggi berkat manajemen likuiditas yang kuat dan strategi inovasi yang efektif.
Sementara itu, Bank Jago dan BCA Digital mampu memanfaatkan ekosistem digital yang terintegrasi. Bank Aladin Syariah, yang berfokus pada inklusi keuangan syariah, juga berhasil mencatat pertumbuhan DPK yang solid melalui kerja sama strategis dengan mitra-mitra lokal.