Matahari dan PD Pasar Jaya Gandeng Shopee
Perusahaan ritel Matahari dan PD Pasar Jaya menjalin kerja sama dengan Shopee demi menggenjot penjualan lantaran terus merosot akibat pandemi COVID-19.
Industri
Perusahaan ritel Matahari dan PD Pasar Jaya menjalin kerja sama dengan Shopee demi menggenjot penjualan lantaran terus merosot akibat pandemi COVID-19.
Perusahaan ritel milik Grup Lippo PT Matahari Departement Store Tbk. (LPPF) menjalin kerja sama dengan Shopee untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Matahari Official Shop ekslusif selama Ramadan di Shopee akan menyediakan produk pakaian, mulai dari baju, celana, hingga sepatu tanpa harus keluar rumah.
Head of Brands Management Shopee Indonesia Daniel Minardi menerangkan, imbauan serta regulasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk penanganan penyebaran pandemi COVID-19 membatasi ruang gerak masyarakat dalam persiapan Lebaran seperti belanja ke mal maupun gerai pakaian.
“Inisiatif hadirnya Matahari Official Shop merupakan solusi yang ditawarkan bagi pengguna Shopee agar pengguna dapat merayakan Lebaran dengan rangkaian pilihan produk berkualitas dari Matahari,” ujar dia dalam siaran pers di Jakarta, Senin, 11 Mei 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Daniel menegaskan, sebagai perusahaan berbasis teknologi, Shopee berupaya menghadirkan solusi agar mitra brand dapat tetap memberikan kepuasan terhadap konsumen untuk menjadi wadah agar pengguna bisa tetap mengakses ragam pilihan produk berkualitas.
Peluang serupa juga dilakukan oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya. Demi meningkatkan eksistensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tengah pandemi, Pasar Jaya menggandeng serambi perdagangan elektronik asal Singapura itu.
Dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, hal ini merupakan upaya untuk menjaga roda perekonomian nasional.
“Kerja sama ini memberikan kesempatan bagi pedagang untuk dapat memasarkan produknya secara lebih luas lagi. Tak hanya konsumen di pasar, kini para pedagang dapat menjangkau konsumennya di seluruh Indonesia lewat online,” kata Arief secara terpisah.
Arief menyebutkan, melalui aplikasi, kegiatan belanja dapat lebih mudah. Selain itu, pengguna aplikasi juga dapat menikmati penawaran spesial dari para pedagang tradisional yakni bisa ditawar dengan jaminan harga pasar dan grosir.
Tren berbelanja secara online, khususnya di masa pandemi COVID-19, pernah menjadi perhatian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS). Peneliti CIPS Ira Aprilianti menyatakan bahwa pada masa pandemi telah terjadi pergeserakan perilaku konsumen, yang semula melakukan aktivitas secara fisik menjadi aktivitas secara online.
“Kita melihat bahwa ada penurunan kunjungan ke pusat perbelanjaan setelah adanya kebijakan social distancing. Hal tersebut diikuti oleh kenaikan penggunaan aplikasi belanja daring dan kita juga melihat di sisi finansial penggunaan akumulasi pinjaman daring juga meningkat,” kata dia.
Sementara itu, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat, industri e-commerce dalam sepuluh tahun terakhir meningkat hingga 17% dengan total jumlah usaha e-commerce mencapai 26,2 juta unit.
Pada 2018, e-commerce di Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan sangat pesat dan diperkirakan akan terus meningkat seiring berkembangnya jumlah pengusaha dam pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tanah Air. (SKO)