matahari.jpeg
Sains

Matahari Kembali Bombardir Bumi, Picu Badai Geomagnetik Terkuat dalam 6 Tahun

  • Ledakan tandem tersebut meluncurkan awan besar plasma dan radiasi ke luar angkasa yang dikenal sebagai coronal mass ejection (CME). Gelombang ini meluncur ke magnetosfer bumi pada Minggu 24 Maret.

Sains

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Matahari baru saja membombardir Bumi dengan badai geomagnetik terkuat yang pernah terjadi di planet kita dalam lebih dari enam tahun. 

Badai besar ini terjadi setelah letusan suar kelas X "ganda" yang sangat langka. Fenomena ini  mengganggu medan magnet bumi , menerangi langit di seluruh dunia dengan aurora yang semarak dan fenomena cahaya lainnya.

Peristiwa ledakan tersebut merupakan tanda lain yang jelas bahwa matahari kemungkinan besar telah mencapai puncak berapi-api dari siklus aktivitasnya selama 11 tahun. Siklus yang dikenal sebagai  solar maximum yang berarti Bumi mungkin akan menjadi sasaran badai matahari yang berpotensi membahayakan ini di masa mendatang. 

Pada  Sabtu 23 Maret 2024, matahari mengeluarkan jilatan api matahari kelas X berkekuatan 1,1 magnitudo . Ini adalah  jenis ledakan paling kuat yang dapat dihasilkan matahari. Spaceweather.com melaporkan, ledakan ini tidak biasa karena terdiri dari dua ledakan simultan, yang dikenal sebagai jilatan api matahari simpatik. Keduanya dikeluarkan oleh sepasang bintik matahari (AR3614 dan AR3615) yang terpisah sejauh ratusan ribu mil. 

Ledakan tandem tersebut meluncurkan awan besar plasma dan radiasi ke luar angkasa yang dikenal sebagai coronal mass ejection (CME). Gelombang ini meluncur ke magnetosfer bumi pada Minggu 24 Maret. 

Tabrakan tersebut mengirimkan gelombang kejut melalui perisai pelindung planet yang tidak terlihat, sehingga melemahkannya untuk sementara. Hal ini memungkinkan radiasi matahari menembus atmosfer lebih dalam dari biasanya dan memicu aurora di Australia dan Selandia Baru. Selain itu juga fenomena mirip aurora STEVE (strong thermal emission velocity enhancement) di Alaska.

Pada puncaknya, badai geomagnetik mencapai status parah (G4). Terakhir kali Bumi mengalami gangguan geomagnetik sekuat ini adalah pada September 2017. Untuk diketahui badai geomagnetik berkisar dari intensitas kecil (G1) hingga ekstrem (G5).)

Sifat ledakan matahari yang tidak biasa ini dan intensitas badai geomagnetik yang diakibatkannya merupakan indikator yang jelas bahwa matahari sedang mendekati titik maksimum matahari . 

Beberapa ahli percaya bahwa matahari mungkin telah memasuki fase ledakan ini, sekitar satu tahun lebih awal dari perkiraan awal . Namun para ilmuwan tidak akan mengetahui secara pasti kapan periode ini dimulai hingga beberapa bulan setelah matahari akhirnya mulai tenang.

Suar kelas X menjadi lebih umum terjadi pada saat matahari maksimum. Sejauh ini, enam suar kelas X telah meledak dari Matahari pada tahun 2024. Setengah dari jumlah suar yang melanda planet ini sepanjang tahun 2023.

Meningkatnya frekuensi ledakan raksasa ini membuat badai geomagnetik kuat lebih mungkin terjadi. Selain aurora berwarna-warni, badai ini juga dapat berdampak pada infrastruktur di darat , menyebabkan satelit jatuh kembali ke bumi , dan memanaskan atmosfer bagian atas .