logo
PT Pupuk Indonesia (Persero).png
Industri

Mati Suri 1 Dekade, Pupuk Indonesia Hidupkan Lagi Pabrik Senilai Rp1,7 Triliun

  • Produksi NPK dari pabrik dengan nilai investasi sekitar Rp1,7 triliun ini akan memenuhi kebutuhan wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh

Industri

Debrinata Rizky

JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil menghidupkan kembali pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) 1 yang sudah mati selama 1 dekade sejak 2012.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman mengatakan pabrik NPK PIM ini mengadopsi teknologi proses milik PT Petrokimia Gresik yang juga anak usaha Pupuk Indonesia. Produksi NPK dari pabrik dengan nilai investasi sekitar Rp1,7 triliun ini akan memenuhi kebutuhan wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh.

“Kami sangat berterima kasih atas upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Menteri BUMN Erick Thohir yang intens berkomunikasi dengan Kementerian ESDM, SKK Migas, dan pihak terkait lainnya sehingga pabrik Pupuk Iskandar Muda 1 beroperasi kembali dan mendapat suplai gas,”ungkap Bakir dilansir pada Kamis, 16 Februari 2023.

Adapun kapasitas produksi urea terpasang Pupuk Indonesia Grup pun bertambah sekitar 570.000 ton per tahun. Dengan beroperasinya PIM 1, juga turut melengkapi pabrik pupuk PIM 2 yang juga berkapasitas 570.000 ton per tahun.

Dengan demikian, total produksi pupuk Urea pada PIM 1 dan PIM 2 mencapai 1,14 juta ton per tahun. Selain itu, Pupuk Indonesia juga menambah kapasitas produksi pupuk jenis NPK melalui pengoperasian Pabrik NPK PIM yang berkapasitas 500.000 ton per tahun.

Keberadaan pabrik NPK PIM baru secara langsung menambah kemampuan negara dalam memenuhi kebutuhan NPK nasional menjadi sekitar 3,7 juta ton dari total kebutuhan yang diperkirakan mencapai 13,5 juta ton per tahun.

Harapannya hasil produksi akan memenuhi kebutuhan pupuk wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh. Dengan begitu, kapasitas terpasang pabrik urea PT PIM sekitar 1,14 juta ton ditambah dengan pabrik NPK PIM 500 ribu ton per tahun.

Bakir mengungkapkan, bahwa Pupuk Indonesia melalui Pupuk Iskandar Muda juga akan berkontribusi dalam memajukan perekonomian Aceh melalui pengembangan klaster industri hijau atau Green Industry Cluster (GIC) di KEK Arun. Salah satu upayanya dengan melibatkan PIM sebagai konsorsium BUMN Bersama PT Pertamina, PT Pelindo, dan PT Pembangunan Aceh (PEMA).

Konsorsium ini telah melakukan penandatanganan Head of Agreement (HoA) dengan Penyertaan Modal di PT Patriot Nusantara Aceh selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Arun.

Sebekumnya, pabrik PIM 1 yang memproduksi urea sempat berhenti beroperasi akibat tidak mendapat pasokan gas yang cukup terkait berhenti beroperasinya ladang gas Arun. Namun setelah Pupuk Iskandar Muda memperoleh pasokan 1 kargo LNG dengan volume 110.000 m3 dari Bontang dan 5 kargo per tahun dari BP Tangguh siap membangkitkan kembali gairah produksi yang sempat terhenti.