<p>Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo (tengah) bersama Komisaris Utama Telkom Rhenald Kasali (paling kanan) serta Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah (paling kiri) menyaksikan penandatanganan Perjanjian Jual Beli (Sale and Purchase Agreement/SPA) tahap I untuk pengalihan kepemilikan sebanyak 1.911 dari total 6.050 menara telekomunikasi Telkomsel ke Mitratel yang dilakukan oleh Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko (kedua dari kiri) dan Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro (kedua dari kanan) di Jakarta, Selasa (20/10). / Dok. Telkom</p>
Korporasi

Mau IPO, Mitratel Dapat 798 Menara BTS dari Telkom

  • Mitratel memiliki lebih dari 24.000 menara telekomunikasi dan berpotensi menjadi pemain utama dalam industri menara telekomunikasi di Tanah Air.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten telekomunikasi pelat merah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) melakukan penyertaan modal berupa aset (inbreng) 798 menara pemancar (base transceiver station/BTS) untuk anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi atau biasa disebut Mitratel.

Hal ini sejalan dengan langkah Grup Telkom dalam melakukan penataan portofolionya. Dengan adanya transaksi tersebut, kini, Mitratel memiliki lebih dari 24.000 menara telekomunikasi dan berpotensi menjadi pemain utama dalam industri menara telekomunikasi di Tanah Air.

Direktur Strategic Portfolio Telkom, Budi Setyawan Wijaya mengatakan bahwa industri  menara telekomunikasi ini merupakan industri yang sangat prospektif di tengah potensi perkembangan ekonomi digital Indonesia, ditambah pula masuknya teknologi generasi kelima. 

“Dengan langkah ini, TelkomGroup percaya bahwa Mitratel mampu memperkokoh posisinya sebagai pemimpin industri menara telekomunikasi nasional dan memberikan value yang tinggi bagi perusahaan juga para stakeholder," ungkapnya melalui keterangan pers, Selasa, 3 Agustus 2021.

Selain itu, kata dia, aksi korporasi ini juga merupakan salah satu strategi bisnis untuk meningkatkan kapabilitas dari sisi aspek infrastruktur telekomunikasi. Menurutnya, menara-menara yang dialihkan tersebut memiliki potensi kolokasi dan tenancy ratio di atas rata-rata industri dengan struktur yang kokoh dan coverage seluruh Indonesia.

Memang, bisnis menara telekomunikasi merupakan bisnis yang sangat menjanjikan, mengingat hingga saat ini operator telekomunikasi akan terus berekspansi dalam meningkatkan kualitas jaringan dan memperluas jangkauan layanannya. Sehingga, inbreng ini dianggap menjadi modal yang kuat untuk bisnis menara Mitratel ke depan. 

Sebelumnya, Mitratel dikabarkan bakal melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada tahun ini. Kendati begitu, belum jelas kapan rencana ini akan direalisasikan oleh perseroan. 

Berdasarkan keterangan manajemen Telkom, pihak perseroan tengah mengkaji rencana IPO Mitratel yang sudah direncanakan sejak 2012 silam. Kajian dilakukan guna memastikan strategi penawaran umum perdana dapat berjalan baik dan optimal.