Kapal pengangkut liquid natural gas (LNG) Triputra milik PT GTS Internasional Tbk (GTSI).
Korporasi

Mau IPO, Yuk! Intip Keuangan GTS Internasional Milik Tommy Soeharto

  • Perusahaan pelayaran milik Hutomo Mandala Putra alias Tomy Soeharto PT GTS Internasional Tbk (GTSI) telah mengantongi izin untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lewat IPO ini, GTSI membidik dana hingga Rp429 miliar.
Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Perusahaan pelayaran milik Hutomo Mandala Putra alias Tomy Soeharto PT GTS Internasional Tbk (GTSI) telah mengantongi izin untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lewat IPO ini, GTSI membidik dana hingga Rp429 miliar.

Direktur GTSI Dandun Widodo mengungkapkan pendapatan GTSI berhasil meningkat perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar US$31,33 juta pada 2020 lalu. Jumlah ini meningkat 3,38% dari pendapatan 2019 yang sebesar US$30,17 juta.

“Pendapatan tersebut tumbuh 15,23% jika dibandingkan dengan pendapatan 2018 yang sebesar US$27,19 juta,” ujarnya dalam paparan publik, Kamis, 19 Agustus 2021.

Dandun menjelaskan GTSI berhasil meningkatkan pendapatan meski pandemi berkat strategi bisnis perseroan. Sebagai informasi, pendapatan GTSI sebagian berasal dari kontrak pelayaran yang kebanyakan dilakukan jangka panjang.

Sebagai informasi, GTSI memiliki tiga kapal tanker yaitu kapal pengangkut liquid natural gas (LNG Ekaputra I, kapal LNG Triputra, kapal FSRU Jawa Satu, dan kapal FSRU Amurang. Kapal Triputra dikontrak 7 tahun, FSRU Amurang 15 tahun, dan FSRU Jawa Satu 25 tahun.

“Ketika kapal-kapal itu dikontrak dengan time charter party (kontrak jangka panjang), apapun kondisinya GTSI akan mendapat revenue, mendapat tarif sewa dari pen-charter itu sendiri,” jelas Dandun.

Pada 2020, laba kotor perusahaan pun tercatat sebesar US$17,37 juta, meningkat 18,8% dibandingkan dengan periode 2019 yang sebesar US$14,62 juta. Jika dibandingkan dengan laba kotor 2018, jumlahnya meningkat 44,75% dari sebesar US$12 juta. 

Selanjutnya, laba bersih tercatat sebesar US$16,2 juta pada 2020. Jumlah ini meningkat 52% dibandingkan laba bersih 2019 sebesar US$10,67 juta dan meningkat 116,87% jika dibandingkan dengan laba bersih 2018 sebesar US$7,47 juta.

Total aset perusahaan tercatat sebesar US$102,7 juta pada 2020, meningkat 17% dari catatan aset 2019 yang tercatat US$87,77 juta. Jumlah aset ini terdiri dari ekuitas sebesar US$60,27 juta dan liabilitas sebesar US$42,42 juta.

Rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio/DER) tercatat sebesar 0,39 pada 2020, turun dari posisi DER 2019 yang tercatat 0,56. Sementara itu, current ratio GTSI tercatat sebesar 1,1, meningkat dari sebelumnya 0,7.

Return on asset (ROA) GTSI tercatat sebesar 15,79% pada 2020. ROA ini meningkat dari 2019 yang sebesar 12,16% dan 2018 yang sebesar 10,43%. Sementara itu, return on equity tercatat 26,92% meningkat dari 2019 22,94% dan 2018 19,7%.