<p>Manajemen PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. / Dssa.co.id</p>
Korporasi

Mau Move On dari Batu Bara, Grup Sinarmas (DSSA) Cari Utang Rp2,8 T

  • Emiten batu bara milik Grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mengantongi kredit sindikasi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA).
Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Emiten batu bara milik Grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mengantongi kredit sindikasi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA). 

Kredit sindikasi adalah pinjaman atau kredit yang diberikan secara bersama oleh lebih dari satu bank kepada debitur tertentu. 
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, pinjaman tersebut bernilai US$181,5 juta atau setara dengan Rp2,8 triliun (asumsi kurs Rp15.430 per dolar Amerika Serikat). 

Corporate Secretary Dian Swastatika Sentosa, Susan Chandra, mengatakan penerimaan fasilitas pinjaman ini dapat menyebabkan rasio hutang terhadap ekuitas DSSA meningkat hingga sebesar 11,42%. Adapun, fasilitas pinjaman ini dijamin antara lain dengan aset DSSA. 

"Fasilitas pinjaman ini rencananya akan digunakan untuk membiayai keperluan umum, termasuk untuk memenuhi kebutuhan operasional dan pengembangan usaha Perseroan dan entitas anak," ungkap Susan Rabu 27 Desember 2023. 

Diketahui, DSSA memang tengah gencar mencari pendanaan. Belum lama ini, DSSA juga mendapat pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan plafon mencapai US$197 juta.  

Modal tersebut diperuntukkan sebagai bahan bakar perseroan berekspansi bisnis. Dalam paparan publik, 6 Desember 2023, Direktur Dian Swastatika Sentosa Alex Sentosa mengatakan pada tahun depan perseroan menyiapkan sejumlah strategi untuk memasuki bisnis energi baru terbarukan (EBT).  

Meski begitu, lanjut Alex, pihaknya memperkirakan sebagian besar kinerja akan ditopang oleh bisnis pertambangan batu bara dan bahkan akan memperluas pangsa pemasaran. “Kami masih dalam finalisasi, tapi masih akan didominasi oleh batu bara,” ujarnya dalam paparan publik.  

Selain fokus pada pengembangan bisnis batu bara, emiten yang terafiliasi dengan Grup Sinar Mas ini juga memiliki rencana untuk mengembangkan tiga lini bisnis lainnya. Menurut Alex, dalam sektor tenaga listrik dan uap, perseroan akan memulai proyek-proyek terkait energi panas bumi dan tenaga surya. 

Selanjutnya, kata Alex, dalam sektor perdagangan pupuk dan bahan kimia, DSSA akan meningkatkan penjualan berbagai produk kimia khusus yang dapat memenuhi kebutuhan beragam industri. 

Terakhir, pada bisnis teknologi, DSSA akan memperkuat infrastruktur teknologi melalui fiber to home, mengembangkan inovasi digital dan memaksimalkan kerja sama dan investasi pada perusahaan rintisan di bidang teknologi.