Mau Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
- BKPM telah menyusun peta jalan hilirisasi untuk 28 komoditas strategis di delapan sektor, termasuk nikel, bauksit, tembaga, dan hasil perkebunan.
Nasional
JAKARTA - Pemerintah Indonesia menetapkan target ambisius berkaitan realisasi investasi senilai Rp13.528 triliun dalam lima tahun ke depan. Langkah ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8% per tahun sekaligus menciptakan 3,74 juta lapangan kerja baru.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu menyebut bahwa strategi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% meliputi hilirisasi, digitalisasi, dan pendanaan ekonomi hijau. Menurut Todotua, hilirisasi adalah kunci untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
BKPM telah menyusun peta jalan hilirisasi untuk 28 komoditas strategis di delapan sektor, termasuk nikel, bauksit, tembaga, dan hasil perkebunan. Potensi investasi dari hilirisasi ini diperkirakan mencapai US$618,1 miliar atau sekitar Rp9.830 triliun. Selain itu, hilirisasi dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga US$235,9 miliar atau sekitar Rp3.751 triliun dan menciptakan lebih dari 3 juta lapangan kerja baru.
"Bagaimana kita mau mengarahkan pemanfaatan terhadap sumber daya alam sehingga memberikan added value yang jauh lebih besar, untuk pencapaian penambahan revenue negara dan juga untuk kita bisa menggenjot pertumbuhan negara,” ujar Todotua dikutip Jumat, 22 November 2024.
- Lampaui Ekspektasi, Prabowo Bawa Pulang Komitmen Investasi Rp289 T
- ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu dan Pemimpin Hamas
- Nitisemito, Raja Kretek yang Merevolusi Industri Tembakau di Era Kolonial
Program Quick Wins
BKPM juga meluncurkan sembilan program quick wins untuk mempercepat realisasi investasi. Program ini meliputi pemberian fasilitas seperti tax holiday untuk investor strategis, integrasi digital antar-kementerian untuk mempercepat perizinan, pengembangan kawasan investasi strategis di berbagai daerah, dan penyelesaian hambatan investasi senilai Rp556 triliun yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Pemerintah Indonesia terus berupaya memperkuat daya saing investasi di tingkat global dengan menarik lebih banyak investor ke sektor-sektor prioritas. Salah satu fokus utama adalah pendanaan ekonomi hijau, yang mencakup pengembangan energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Pendekatan tersebut menjadi langkah strategis untuk memenuhi komitmen global terhadap pengurangan emisi karbon dan transisi menuju ekonomi rendah karbon. Selain itu, digitalisasi menjadi salah satu pilar penting dalam menciptakan efisiensi birokrasi yang lebih baik. Dengan proses yang lebih cepat dan transparan, Indonesia berharap dapat menarik lebih banyak investasi di sektor teknologi dan menciptakan ekosistem bisnis yang kompetitif.
- Lampaui Ekspektasi, Prabowo Bawa Pulang Komitmen Investasi Rp289 T
- ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu dan Pemimpin Hamas
- Nitisemito, Raja Kretek yang Merevolusi Industri Tembakau di Era Kolonial
Strategi ini juga mencakup integrasi sistem antar-kementerian untuk meminimalkan hambatan administratif, sehingga mendukung kelancaran aliran investasi. Melalui pendekatan yang terencana, pemerintah berupaya meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dengan memperluas hilirisasi dan meningkatkan pendapatan negara.
Percepatan pertumbuhan ekonomi ini diharapkan mampu mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pusat ekonomi utama di Asia Tenggara. Dengan daya saing yang lebih tinggi di pasar global, Indonesia berpotensi menjadi pemain kunci dalam rantai pasok internasional sekaligus menarik investasi yang lebih besar untuk mendorong pembangunan berkelanjutan.