<p>Sumber: Marketeers</p>
Korporasi

Mau Tambah Pabrik Wafer dan Biskuit, Mayora Beli 3 Bidang Tanah Senilai Hampir Rp369 Miliar

  • Perusahaan makanan dan minuman ringan, PT Mayora Indah Tbk (MYOR), telah membeli 3 bidang tanah dari perusahaan afiliasinya untuk membangun pabrik baru yang akan menambah kapasitas produksi biskuit dan wafer.
Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Perusahaan makanan dan minuman ringan, PT Mayora Indah Tbk (MYOR), telah membeli 3 bidang tanah dari perusahaan afiliasinya untuk membangun pabrik baru yang akan menambah kapasitas produksi biskuit dan wafer.

“(Pembelian) untuk menunjang kegiatan usaha utama PT Mayora Indah Tbk dalam meningkatkan kinerja perseroan dengan mendorong pertumbuhan penjualan baik lokal maupun ekspor,” ujar Sekretaris Perusahaan MYOR Yuni Gunawan dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis, 2 September 2021.

Transaksi jual beli ini telah dilakukan pada 30 Agustus 2021 lalu. MYOR membeli tanah PT Tejopramata Mandiri Gemilang (TMG) di daerah Pasuruan, Jawa Timur, seluas 99.463 m2 dan tanah di Balaraja, Tangerang, seluas 264.363 m2.

MYOR juga membeli tanah PT Lubuk Permata (LP) seluas 12.562 m2 di Balaraja, Tangerang. Sebagai informasi, baik TMG maupun LP merupakan perusahaan afiliasi MYOR karena sahamnya sama-sama dimiliki konglomerat Jogi Hendra Atmadja yang juga menjabat Komisaris Utama MYOR.

Tanah milik TMG di Pasuruan dan di Balaraja masing-masing memiliki nilai Rp123,33 miliar dan Rp234,81 miliar. Sementara, tanah LP di Balaraja memiliki nilai Rp10,8 miliar. Ini membuat total transaksi jual beli ini mencapai Rp368,49 miliar atau 3,3% dari ekuitas MYOR.

Potensi Peningkatan Penjualan Rp4,03 Triliun

Dengan transaksi ini, MYOR diperkirakan dapat meningkatkan penjualan sebesar Rp1,18 triliun menjadi Rp31,79 triliun pada 2023. Pada 2025, peningkatan dapat lebih besar lagi, yaitu meningkat Rp4,03 triliun menjadi Rp37,46 triliun. 

Laba bersih juga diperkirakan meningkat sebesar Rp30,2 miliar menjadi Rp2,84 triliun pada 2023. Pada 2025, perkiraan peningkatan laba bersih lebih besar lagi, yaitu Rp740,7 miliar menjadi Rp2,97 triliun.

Sebagai informasi, perkiraan peningkatan ini dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik Felix Sutandar dan Rekan dengan membandingkan situasi jika MYOR tidak melakukan penambahan pabrik.

Pembangunan pabrik di Pasuruan disebutkan untuk menambah 15 lini produk wafer dan 2 lini produk biskuit. Sementara, pabrik di Balaraja untuk menambah 11 lini produk wafer dan 5 lini produk biskuit serta gudang untuk bahan baku.

MYOR tercatat enam merek dagang biskuit, yaitu Roma, Royal Choice, Better, Slai O Lai, Sari Gandum, dan Coffee Joy. Sementara, MYOR punya 3 merek dagang untuk produk wafer, yaitu Bengbeng, Astor, dan Roma.

Dalam analisis prospek usaha, MYOR menyebut industri makanan dan minuman (mamin) menjadi salah satu industri yang tumbuh positif pada tahun pandemi 2020 lalu, yaitu sebesar 1,58%.

Pada periode Januari-Desember 2020, total nilai ekspor industri mamin juga mencapai US$31,17 miliar atau menyumbang 23,78% terhadap ekspor industri pengolahan nonmigas sebesar US$131,05 miliar.

Atas dasar ini, MYOR pun melihat ekspansi ini dibutuhkan melihat industri mamin terus memiliki peluang yang besar untuk bertumbuh ke depannya.