Ilustrasi Bitcoin. Sumber: Pixabay.com
Fintech

Mayoritas Aset Kripto Big Cap Masuk Zona Merah, LEO Malah Melesat Naik

  • Mayoritas aset kripto yang masuk ke daftar 10 besar (big cap) mengalami pelemahan dalam jangka waktu sehari ke belakang.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Mayoritas aset kripto yang masuk ke daftar 10 besar (big cap) mengalami pelemahan dalam jangka waktu sehari ke belakang. 

Berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Rabu, 9 Februari 2022, pukul 10.30 WIB, hanya satu aset yang berada di zona hijau dalam 24 jam terakhir, yakni mata uang Tether (USDT). Padahal, sebelumnya USDT termasuk ke dalam aset yang performanya terbilang lemah dibanding mata uang lainnya. 

Bitcoin (BTC) mengalami penurunan 1,10% dan saat ini berada di level US$43.496. Kemudian, Ethereum (ETH) juga mengalami penurunan dengan persentase 1,86% dan saat ini menduduki harga US$3.082. 

Penurunan yang paling dalam dialami oleh Cardano (ADA) yang turun hingga 5,87% dan menduduki level US$1,16. XRP (XRP), aset yang pada sehari sebelumnya menunjukkan performa yang cukup positif dengan kenaikan yang tertinggi pun mengalami penurunan 0,76% dan saat ini berada di harga US$0,8524.

Meski sebagian besar aset kripto big cap mengalami penurunan dalam sehari terakhir, namun keseluruhannya masih berada di zona hijau dalam peninjauan sepekan ke belakang. 

Aset dengan kenaikan yang pesat justru dialami oleh UNUS SED LEO (LEO) yang menduduki posisi ke-25 dengan kenaikan sebesar 51,15% dan volume transaksinya pun meningkat hingga 666% dalam sehari sehingga saat ini mata uang itu berada di level US$7,3. 

Jika dikaitkan dengan baru terungkapnya pencurian sekitar 120.000 BTC yang yang terjadi pada tahun 2016, aset kripto LEO sudah sewajarnya untuk mengalami peningkatan volume transaksi. 

Pasalnya, Bitfinex selaku bursa kripto yang dibobol pada saat pencurian terjadi mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat dengan menggunakan LEO. 

Dalam pernyataan, Bitfinex akan membayar investor dengan menggunakan LEO yang memang dibuat untuk menutupi lubang fiskal setelah payment processor yang digunakan oleh Bitfinex disita oleh pihak berwenang di tiga negara yang berbeda. 

“Jika Bitfinex menerima Bitcoin yang dicuri, seperti yang dijelaskan dalam white paper token LEO, dalam waktu 18 bulan Bitfinex akan menggunakan 80%-nya untuk aset LEO,” tulis keterangan resmi Bitfinex sebagaimana dikutip dari Coin Desk, Rabu, 9 Februari 2022.