Mayoritas Bank Optimistis Capai Target RBB 2024
- Mayoritas bank memproyeksikan bahwa target kredit dan DPK tahun ini dapat tercapai sesuai dengan RBB. Meskipun begitu, sebagian kecil bank menyatakan pesimisme akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi pada segmen masyarakat menengah ke bawah. Perlambatan ini memengaruhi daya beli, yang berdampak pada permintaan kredit dan kemampuan masyarakat untuk menyimpan dana di bank.
Perbankan
JAKARTA – Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan Triwulan IV-2024 yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan mayoritas bank di Indonesia optimistis mampu mencapai target kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB) 2024.
Optimisme ini tetap muncul meski beberapa tantangan ekonomi masih membayangi, seperti pertumbuhan kelas menengah ke bawah yang terbatas dan persaingan suku bunga yang ketat.
Mayoritas bank memproyeksikan bahwa target kredit dan DPK tahun ini dapat tercapai sesuai dengan RBB. Meskipun begitu, sebagian kecil bank menyatakan pesimisme akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi pada segmen masyarakat menengah ke bawah. Perlambatan ini memengaruhi daya beli, yang berdampak pada permintaan kredit dan kemampuan masyarakat untuk menyimpan dana di bank.
Selain itu, persaingan suku bunga antarbank juga menjadi tantangan, terutama dalam menarik lebih banyak nasabah untuk menyimpan dana. Namun, secara keseluruhan, keyakinan terhadap pencapaian target tetap mendominasi, mencerminkan strategi yang efektif dalam menghadapi dinamika pasar.
- Ada Rp50 Triliun Uang China di Balik Pembangunan Bandara Bali Utara
- Valuasi Saham BBRI Mendekati Terendah 10 Tahun, Saatnya Buy?
- Shell Bantah Hengkang dari Indonesia, Bisnis SPBU Swasta Dinilai Tak Menarik Lagi
Kredit UMKM: Optimisme dan Tantangan
Dalam survei tersebut, optimisme juga terlihat pada target kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di 2024. Sebagian besar bank percaya target ini dapat terpenuhi, seiring dengan komitmen mereka dalam mendukung sektor UMKM.
Namun, sejumlah bank memandang bahwa target kredit UMKM yang ditetapkan terlalu tinggi, terutama di tengah daya beli masyarakat yang melemah.
Ketika daya beli turun, permintaan terhadap produk dan jasa UMKM pun ikut menurun, sehingga menghambat pertumbuhan bisnis mereka. Ditambah lagi, persaingan dengan produk impor berkualitas yang semakin menguasai pasar domestik turut memperberat kondisi UMKM.
Strategi Penghimpunan Dana di Era BI-Rate Rendah
Penurunan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,00% pada September 2024 juga berdampak pada perbankan, terutama dalam menghimpun dana murah untuk menekan biaya dana (cost of fund). Bank merespons tantangan ini dengan mengadopsi berbagai strategi, seperti:
- Mengoptimalkan layanan perbankan digital untuk mempermudah pembukaan dan pengelolaan rekening.
- Menawarkan program loyalitas, hadiah, dan undian untuk menarik minat nasabah.
- Memperluas jaringan agen bank di daerah terpencil.
- Meningkatkan komunikasi dengan nasabah melalui fitur-fitur layanan tambahan.
Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan daya saing di tengah penurunan suku bunga yang memengaruhi sensitivitas nasabah terhadap produk bank.
- Akuisisi SECP Rampung, TPIA Proyeksikan Lonjakan Pendapatan 5 Kali Lipat
- Saham Telekomunikasi Menguat: ISAT, TLKM, dan EXCL Jadi Sorotan Investor Pekan Ini
- Penjualan ACES Tembus Rp6,9 Triliun, Rekomendasi Beli Saham Kian Kuat
Harapan pada Akhir Tahun 2024
Mendekati akhir tahun, industri perbankan terus memperkuat langkah untuk memenuhi target RBB. Meski ada tantangan ekonomi, optimisme yang dominan menunjukkan bahwa bank siap beradaptasi dengan kondisi pasar.
Dengan strategi yang inovatif, terutama dalam penghimpunan dana dan pemberdayaan UMKM, perbankan Indonesia berpotensi mempertahankan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
OJK sendiri terus memantau perkembangan ini, mendorong perbankan untuk tidak hanya mencapai target, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan.